Mengatasi Diare Pada Balita
Menurut
definisi Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization), diare
adalah buang air besar dengan frekuensi lebih sering (lebih dari tiga
kali sehari) dan bentuk tinja lebih cair dari biasanya. Penyakit ini
dapat menyerang anak-anak maupun orang dewasa, tapi balita cenderung
lebih rentan terserang diare. Karena itu, penting bagi Bunda untuk
mengetahui langkah-langkah pertama dalam mengatasi diare pada balita.
Penyebab diare pada balita
bermacam-macam. Bisa dari makanan atau minuman yang tidak bersih hingga
saluran pencernaannya terinfeksi virus, bakteri, atau parasit. Bisa juga
karena alergi susu, atau mungkin dari botol susu yang terkontaminasi.
Umumnya, diare lebih sering ditemukan pada lingkungan yang kurang bersih
dan populasi penduduk yang relatif padat. Karena, pada lingkungan
seperti ini biasanya sumber air tidak bersih dan organisme yang
terkandung dalam udara sekitar pun mengandung penyakit.
Gejala diare pada balita bisa dibarengi
muntah, demam, penurunan nafsu makan, serta badan lesu dan dehidrasi.
Dari semua gejala tersebut, dehidrasi merupakan gejala yang paling patut
diwaspadai. Meski terlihat sepele, kekurangan cairan pada balita dapat
berakibat fatal karena dapat mengganggu kinerja jantung dan otak. Karena
itu, dalam mengatasi diare pada balita, pastikan bahwa si kecil
menerima banyak cairan, sekitar 150-200 ml/kg berat badannya.
Bunda juga bisa membuatkannya oralit
dengan melarutkan 1 sdt garam dan 8 sdt gula ke dalam 5 gelas air
matang. Kemudian, buatkan makanan yang banyak mengandung air seperti
bubur sehingga tak hanya menggantikan cairan, tapi juga lebih mudah
dicerna. Jika sekiranya langkah-langkah tersebut belum cukup untuk
mengatasi diare si kecil, mungkin Bunda perlu membawa si kecil ke
dokter. Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan kadar elektrolit dan
sel darah putih untuk memastikan bahwa penyakitnya tidak serius.
Sebenarnya, diare pada balita bisa
dicegah sejak dini dengan pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 6
bulan. Kemudian, makanan pendamping ASI (MPASI) juga tak kalah penting
untuk melengkapi kebutuhan gizi si kecil. Terbukti, anak yang menerima
ASI eksklusif dan MPASI yang memadai lebih kebal terhadap serangan
diare.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar