BLOG INI BERISI KUMPULAN ARTIKEL - ARTIKEL TENTANG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SI KECIL DARI BEBERAPA SUMBER............ SEMOGA BLOG INI BISA MENAMBAH WAWASAN & PENGETAHUAN TENTANG PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN SI KECIL ANDA..........
Setiap
saat Anda bisa mengajarkan apa saja pada balita. Melalui aktivitas
sehari-hari yang bisa langsung dilihatnya, termasuk mengenalkan angka
dan huruf. Lewat bermain, pengenalan konsep bilangan dan huruf lebih
mudah diingat balita. Perkenalan balita dengan dua hal ini bisa menjadi
bekal penting di sekolah.
1. Menyentuh huruf
Siapkan 2 set mainan huruf berukuran besar.
Ambil satu huruf, minta anak mengambil huruf yang sama dengan yang Anda ambil.
Sebutkan nama hurufnya. Misalnya Anda mengambil huruf R, sebutkan huruf R. Minta anak mengangkat huruf R.
Katakan pada anak, huruf R adalah awal dari namanya. Misal, “R. Randy.”
Lakukan untuk huruf lain, bahwa huruf yang dia pegang merupakan huruf awal dari nama orang yang dia kenal.
Anak belajar: Merasai bentuk huruf dan mengenal bunyi huruf.
2. Merangkai huruf plastik
Siapkan 2 set mainan huruf ukuran besar.
Rangkai beberapa huruf menjadi kata atau nama. Misalnya, “b-o-l-a”
Minta anak mengucapkan setiap huruf sesuai bunyinya.
Anak belajar: Kata dibentuk dari rangkaian huruf dan setiap huruf punya bunyi yang berbeda.
3. Membaca huruf dari kartu huruf dan gambar
Sediakan kartu huruf bergambar.
Minta anak memilih satu kartu.
Sebutkan nama huruf yang tertera pada kartu, sebutkan gambarnya. Misalnya “A”, Anggur. “B”, Bola. “C”, Cacing, dan seterusnya.
Cara lain adalah, susun kartu berdasar urutan alfabet.
Ajarkan anak tentang urutan alfabet.
Anak belajar: Melihat bentuk huruf, mengenal bunyi huruf, dan urutan huruf.
4. Menghitung biji-bijian. Mengenal
angka berarti mengenal konsep “banyaknya benda”. Ajarkan anak
menghitung benda, bukan mengingat angka atau urutan angka.
Sediakan
biji kacang yang besar, yang tidak muat masuk lubang hidung dan lubang
telinga. Misalnya, kacang kulit, kacang merah, sendok es krim atau stik
bekas es krim.
Ambil 10 buah, kemudian mulailah menghitung sendiri.
Bersama anak, mulailah menghitung dari 1 sampai 10.
Kombinasikan dengan mengambilnya 2 buah, minta anak menyebutkan jumlahnya.
Variasi permainan:
Ambil 5 buah biji kacang. Mulai dengan mengurangi. Ambil 2 buah biji, kemudian minta anak menghitung sisanya.
Coba penambahan. Ambil 5 buah biji kacang. Pisahkan menjadi 2 dan 3. Tambahkan 2 dengan 1, minta anak menghitung jumlahnya.
Minta anak melihat dari yang tampak: mana lebih banyak, 3 atau 2.
Anak belajar: Konsep membilang, konsep mengurangi dan menambah, konsep lebih banyak dan lebih sedikit.
5. Belanja buah. Prinsip menghitung pada anak balita adalah melihat dan menyentuh benda.
Libatkan anak berbelanja buah. Siapkan plastik, minta anak memasukkan ke dalamnya 3 buah apel berwarna pink.
Siapkan kantong plastik lain, minta anak memasukkan ke dalamnya 2 buah pear warna kuning.
Siapkan kantong plastik lain, minta anak memasukkan 5 buah jeruk.
Anak belajar: Konsep jumlah dan warna
6. Mengenal bentuk angka. Mengenalkan angka berarti juga mengenalkan konsep tulisan atau bentuk angka. Misalnya 3 = tiga buah jeruk.
Sediakan mainan angka dari bahan plastik.
Sediakan benda seperti biji, buah atau sendok.
Minta anak mengambil 3 buah sendok, sementara Anda mengambil angka 3. Letakkan angka 3 di dekat 3 buah benda tadi.
Lakukan beberapa kali dengan jumlah yang berbeda-beda.
Bergantian dengan anak, sediakan benda sejumlah tertentu, kemudian minta anak menyiapkan angka pada mainannya.
Variasi permainan:
Gunakan
kartu bergambar bertuliskan angka. Ambil satu kartu, minta anak
menghitung jumlah gambar yang tercantum. Anda sebutkan angka yang
tertulis pada kartu itu.
Sediakan buku aktivitas yang di dalamnya terdapat gambar benda dan angka yang menunjukkan jumlah benda itu.
Minta
anak mengikuti bentuk angka dengan jari telunjuknya. Bila anak masih
kecil, pegang tangannya, gerakkan tangannya mengikuti bentuk angka.
Anak belajar: Mengenal bentuk angka dan memahami jumlah dengan simbol angka.
7. Memancing huruf dan angka
Buat huruf dan angka dari styrofoam tipis.
Jiplakkan
huruf dan angka dari bahan styrofoam tadi di atas kertas stiker
spotlight beberapa warna. Buka stiker, rekatkan pada angka dan huruf.
Sekarang, Anda punya huruf dan angka berwarna-warni.
Ikat setiap huruf dan angka dengan tali kenur.
Masukkan semua huruf dan angka ke dalam ember, dengan tali atau benang menjulur keluar.
Minta anak mengambil satu. Lihat angka atau huruf yang dia ambil, bantu anak menyebut angka atau huruf yang ada di ujung tali.
Lakukan beberapa kali. Ulangi permainan ini kapan pun anak ingin memainkannya
Anak belajar: Angka dan huruf
8. Memisahkan warna, ukuran dan bentuk. Anak-anak senang memilah mainannya dan menghitungnya satu persatu.
• Gunakan kotak mainan anak yang berisi balok warna-warni.
• Minta anak memisahkan warna merah, kuning, biru dan hijau
• Minta anak menghitung jumlah setiap warna. Variasi:
• Pisahkan sesuai bentuk, misalnya pisahkan segi tiga dari segi empat
• Pisahkan sesuai ukuran. Pisahkan yang kecil dari yang besar. Anak belajar: Jumlah, warna, bentuk dan ukuran.
9. Mewarnai angka dan huruf
Sediakan buku mewarnai yang terdiri dari gambar dan huruf, atau gambar dan angka.
Sediakan krayon atau pinsil warna
Secara bergantian, Anda mewarnai gambarnya, sementara anak mewarnai angka atau huruf.
Sebutkan bunyi huruf yang diwarnai anak. Misalnya, “H” seperti hhh. Untuk mengawali kata “handuk”.
Anak
kreatif dapat memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya dengan
cara yang efektif, tidak takut melakukan kesalahan, mau berusaha dan
mangambil risiko hingga mendapatkan ide yang inovatif.
Orangtua dan guru harus mampu menciptakan iklim yang menunjang dan mendorong anak merasa tertantang untuk berkreasi.
Banyak orangtua, sadar atau tidak, menganggap anak yang pandai adalah
anak yang unggul secara akademik. Tanpa menyadari bahwa kreativitas dan
bakat juga perlu dibangun agar anak berhasil dalam kehidupan.
Tantangannya adalah, bagaimana mendidik anak agar menjadi unggul secara akademik dan juga kreatif ? Yelia Dini Puspita, M.Psi, dari Lembaga Psikologi
Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) mengatakan, kreativitas adalah
kemampuan untuk berpikir secara berbeda sehingga menghasilkan pemecahan
masalah yang unik yang tidak dipikirkan oleh kebanyakan orang.
Kreativitas juga merupakan kemampuan untuk menghasilkan sebuah karya
yang bersifat original, memiliki daya guna yang tinggi, bermanfaat bagi
lingkungan maupun untuk memecahkan persoalan.
“Jika ditanya seberapa penting kreativitas memengaruhi kehidupan anak
kelak, dapat dikatakan sangat penting. Anak yang kreatif akan dapat
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya dengan cara yang efektif,
tidak hanya yang bersifat akademis atau teoritis, tetapi juga yang
praktis yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Yelia.
Selain itu, sambungnya, anak yang kreatif tidak takut melakukan
kesalahan. Mereka mau terus berusaha dan mengambil risiko hingga
mendapatkan ide yang inovatif. Anak kreatif juga mampu belajar lebih
cepat ketika diberikan tugas-tugas baru. Hal ini turut mengembangkan
rasa percaya diri dan kemandirian dalam bertindak, karena yakin mampu
memecahkan masalah.
Yelia berpendapat, anak yang kreatif biasanya juga adalah anak yang
cerdas. Namun tidak sebaliknya. “Anak yang cerdas secara akademis namun
tidak kreatif, biasanya hanya terpaku pada satu sudut pandang, sehingga
kadang pemecahan masalah yang dikembangkan kurang efektif. Anak seperti
ini umumnya memiliki prestasi belajar yang baik namun kurang mampu
memecahkan persoalan praktis,” terangnya.
Psikolog Pendidikan dari Fakultas Psikologi UI, Patricia Adam, S.Psi., M.Psi.
menambahkan, anak yang tidak memiliki kreativitas akan mudah merasa
cemas dan tertekan ketika dihadapkan pada tugas-tugas yang majemuk. Anak
seperti ini juga tampil kurang fleksibel. “Misalkan dalam berdiskusi,
karena ia kurang dapat menghargai dan terkadang menganggap aneh ide
temannya, yang menurutnya kurang sesuai dengan aturan yang ada. Ia juga
biasanya kurang peka dalam melihat berbagai stimulus yang ada, yang
sebetulnya bisa dimanfaatkan dalam pemecahan masalah.” Mengembangkan kreativitas
Pada dasarnya, berpikir kreatif dapat dikembangkan melalui aktivitas
atau kebiasaan sehari-hari. Sehingga menurut Patricia, keberadaan
lembaga khusus kurang diperlukan. “Yang terpenting adalah bagaimana
orangtua dan guru mampu menciptakan iklim yang menunjang pengembangan
kreativitas, yang mendorong anak untuk merasa tertarik dan tertantang
untuk berkreasi,” jelasnya. Namun, tambah Yelia, jika yang dimaksud
adalah kreativitas yang berkaitan dengan bidang tertentu, seperti seni,
anak dapat saja mengikuti kegiatan khusus untuk mengasah potensi dan
kreativitasnya.”
Peranan orang dewasa sebagai panutan dalam berperilaku kreatif juga
sangat membantu pengembangan kreativitas anak. Hal ini diungkapkan Ahli
Pendidikan Kreatif dari Qurius, Kayee Man. “Perilaku
kreatif bisa ditunjukkan dengan berpikiran terbuka, berani mengambil
risiko, mencari ide-ide baru, mengevaluasi ide secara kritis, dan tak
ragu untuk mengatasi masalah. Anak-anak belajar dengan mencontoh
perilaku orang lain, maka perilaku orang dewasa di sekitarnya merupakan
pengaruh yang sangat penting untuk mereka. Orang-orang dewasa ini juga
dapat mendorong anak-anak menjadi kreatif dengan memberikan pujian
ketika anak tersebut melakukan sesuatu yang kreatif,” papar Kayee.
Secara spesifik, Kayee melihat guru dan orangtua harus belajar dengan
strategi dan kemampuan berpikir kreatif, agar dapat mendorong anak
berpikir kreatif. “Mereka juga dapat mencari informasi mengenai
lingkungan seperti apa yang dapat mendukung kreativitas, sehingga mereka
sendiri dapat membangun lingkungan semacam itu,” tambahnya.
Menurut Patricia, proses kreatif tidak bisa dipisahkan dari adanya
imajinasi. “Anak yang diberi kesempatan untuk bebas berimajinasi lewat
bermain atau aktivitas lainnya sudah mendapatkan peluang besar untuk
memunculkan potensi kreatifnya. Dengan lingkungan yang kaya akan
rangsangan mental di mana anak bebas dan merasa aman dalam berkreasi
maka ia akan merasa tertarik dan tertantang untuk mewujudkan
kreativitasnya. Kondisi ini, dapat tercipta bila orangtua mau
menyempatkan diri berdiskusi dengan anak, menyediakan alat-alat
permainan yang dapat merangsang kreativitas, dan memberi ruang untuk
berkreasi.” Sinergi pengetahuan & kreativitas
Ahli kreativitas, S.C. Utami Munandar melihat bahwa pendidikan
kreativitas sangat terkait dengan pendidikan akademik. Dengan menjadi
kreatif, siswa tidak akan merasa cemas ketika menghadapi masalah dalam
pelajaran karena sudah terbiasa melihat suatu masalah dari berbagai
sudut pandang.
Kayee sependapat bahwa seharusnya tidak ada perbedaan antara akademik
dan kreativitas. Karena untuk menjadi kreatif dibutuhkan pengetahuan
dan keterampilan. “Anda tidak dapat mencipta atau memikirkan sesuatu
yang baru jika hanya sedikit hal yang Anda ketahui. Di lain pihak,
mengetahui dan mengingat banyak hal tanpa mengetahui bagaimana mengelola
pengetahuan itu menjadi suatu manfaat yang baik dan efektif juga tidak
berguna,” tegas Kayee.
Mengenai metode pendidikan, Yelia memandang perlu dikembangkan
kemampuan dalam berpikir secara divergen, yaitu proses berpikir yang
memungkinkan untuk menghasilkan beragam jawaban terhadap satu persoalan.
“Misalnya metode belajar aktif. Metode ini akan merangsang anak untuk
mencari solusi dari beragam persoalan kegiatan belajar. Kegiatan belajar
mengajar pun dirancang sedemikian rupa sehingga tidak hanya bersifat
teoritis tetapi juga memungkinkan siswa atau anak untuk mengaplikasikan
teori tersebut dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Yelia.
Misalnya, guru memberikan pertanyaan yang menuntut jawaban yang
beragam, seperti meminta anak menyebutkan fungsi lain yang tidak biasa
dari suatu benda (katakan saja fungsi lain dari koran selain dari fungsi
umumnya yaitu untuk dibaca).
Dari penelitian yang dilakukan oleh Kayee di sejumlah sekolah umum,
disimpulkan bahwa para guru harus lebih menyadari bahwa mereka bisa
menjadi kreatif dan memiliki keberanian untuk mengaplikasikan
kekreatifannya dalam proses mengajar. ”Namun hal ini sulit dilakukan
karena kendalanya di Indonesia ialah budaya yang tidak mendukung sesuatu
dilakukan secara berbeda. Dalam budaya Indonesia, mengambil risiko
bukanlah hal yang biasa dilakukan,” pungkas Kayee. Ciri-ciri anak yang kreatif
Fluency. Mampu melontarkan beragam ide unik dalam waktu terbatas
Flexibility. Mampu menelaah berbagai sudut pandang dalam mencari alternatif pemecahan masalah
Mampu menciptakan/memikirkan hal-hal yang bersifat original
Mampu melakukan elaborasi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi,
atau berpikir secara detil sehingga dapat menghasilkan hal-hal atau
pemikiran baru
Mampu mengombinasikan berbagai hal/ide yang dapat menghasilkan sesuatu yang baru
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas dan bakat
Ciptakan lingkungan yang merangsang kreativitas
Kembangkan rasa ingin tahu anak dengan mengenalkannya pada berbagai hal
atau kegiatan, misalnya dengan melakukan eksprerimen sederhana, membuat
kreasi, atau mengunjungi museum.
Libatkan anak dalam kegiatan curah ide (brainstorming ) Minta anak melontarkan beragam ide dalam kelompok, dan kemudian
membahas ide-ide yang dilontarkan. Semakin banyak ide yang dihasilkan,
semakin besar kemungkinkan munculnya ide-ide yang unik.
Berikan kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba
Berikan anak kebebasan untuk melakukan eksplorasi, menemukan hal-hal
baru, dan sesekali membuat kesalahan sehingga ia dapat belajar menelaah
berbagai sudut pandang untuk memecahkan persoalan.
Munculkan motivasi internal
Hargai setiap ide maupun karya yang dihasilkan anak secara proporsional.
Hindari memberi kritik yang dapat menimbulkan kekecewaan pada anak.
Hindari juga memberi pujian secara berlebihan. Hendaknya juga tidak
selalu menghadapkan anak pada situasi yang kompetitif.
Kembangkan cara berpikir yang fleksibel dan playful
Latih anak untuk menelaah berbagai sudut pandang dalam menghadapi
persoalan. Misalnya saja ketika anak melontarkan pendapatnya, orangtua
atau guru dapat memperkaya pendapat tersebut ataupun memberikan pendapat
dari sudut pandang lain tanpa mengkritisinya. Kembangkan sense or humor
sehingga anak terbiasa menghadapi ide-ide ‘liar’, yang tidak biasa (out
of the box).
Kenalkan anak dengan orang-orang yang kreatif
Kenalkan anak pada seseorang yang memiliki suatu karya dan diskusikan
mengenai kemampuannya. Guru juga dapat merancang suatu kegiatan di
sekolah, misalnya dengan mengundang ahli dalam bidang tertentu untuk
berbagi pengalaman mengenai hal-hal yang dapat membantu mereka dalam
menghasilkan karyanya (mengembangkan kreativitas), seperti penulis,
musisi, scientist, dsb)
Kebiasaan-kebiasaan yang menghambat kreativitas anak
Pola asuh otoriter atau over protektif.
Memberikan aktivitas yang sudah terstruktur, seperti mewarnai
berdasarkan contoh dan permainan yang sifatnya mekanis dan otomatis
Kebiasaan mengkritik secara cepat dan mencemooh hasil karya anak
Kurangnya waktu luang untuk anak
Melarang anak untuk melamun, padahal melamun merupakan saat dimana
anak dapat berimajinasi menghasilkan kreasi-kreasinya. Namun orangtua
dan guru juga tetap perlu memperhatikan durasi anak dalam melamun agar
tidak membuatnya lupa mengerjakan tugasnya kembali atau melakukan
aktivitas semula.
Kemampuan
konsentrasi balita 2-3 tahun memang baru berkisar antara 3-5 menit. Di
usianya ini, balita sedang hobi ‘mendua’, meninggalkan aktivitas yang
tengah dikerjakan saat ada aktivitas lain yang menarik perhatiannya.
Namun, hal itu bukan harga mati, karena daya konsentrasi dapat dilatih.
Bagaimana menyiasatinya?
Menyelesaikan tugas atau permainan. Konsentrasi
anak akan terasah jika terbiasa menyelesaikan aktivitas apapun yang
sedang dilakukan. Balita yang terbiasa menuntaskan apa yang sudah
dimulainya, daya konsentrasinya akan lebih mudah dikontrol. Agar
perhatiannya terfokus dan tidak bosan, ajak anak menyelesaikan tugas dan
permainan bersama Anda. Misalnya, sambil bercerita, susunlah puzzle
hingga selesai. Atau bersama-sama memasukkan mainan yang telah selesai
dimainkan ke tempat semula, sambil bernyanyi.
Ngobrol berdua dan minta anak mendengarkan.
Melalui cara ini, kemampuan konsentrasinya akan terlatih dengan
efektif. Amati responnya, apakah ia menyimak atau justru melakukan hal
lainnya, dan tak memerhatikan Anda. Untuk mengetahui seberapa besar ia
menyimak, usahakan obrolan bersifat dua arah. Anak akan mendapat
rangsangan untuk lebih berkonsentrasi, karena dimintai tanggapan.
Sebaliknya, ia pun boleh bertanya dan berkomentar.
Buat peraturan yang disepakati bersama.
Balita boleh berpindah melakukan aktivitas lain, asalkan aktivitas
sebelumnya sudah selesai dilakukan. Peraturan ini juga harus ditaati
oleh orang tua, jangan plin-plan. Pasalnya, jika orangtua konsisten,
maka anakpun akan meniru dan paham.
Tidak ‘mengganggu’ anak dengan aktivitas lain,
jika tak ingin memecah konsentrasinya. Usahakan untuk tidak melakukan
aktivitas apapun di dekatnya. Misalnya, ketika anak sedang bermain
dengan robot kesayangannya, jangan menyalakan televisi yang acaranya
dapat menarik perhatiannya.
Minta anak untuk menceritakan kembali,
film yang sudah ditonton atau buku yang sudah dibacakan. Dari cara ini
Bunda akan mengetahui seberapa besar daya konsentrasinya, ia menyimak
atau tidak. Ulangi ‘kejutan’ tersebut secara acak, usai anak selesai
menonton atau dibacakan buku.
Tantang untuk melakukan lebih dari satu perintah dalam waktu bersamaan.
Misalnya, minta buah hati Anda untuk mengambil sebuah mainan di dalam
kotak, sekaligus mengambil botol minumnya di meja makan. Usahakan letak
kedua benda tersebut berada di tempat yang tidak berdekatan. Beri
semangat pada si kecil saat berusaha memenuhi perintah tersebut. Jangan
memarahinya, jika tak berhasil melakukannya. Jika ia berhasil, berikan
ia hadiah sebuah pelukan dan ciuman.
Konsisten beri batasan waktu dalam setiap kegiatan yang dilakukan anak.
Agar ia mengerti dengan pasti, kapan boleh berpindah dari satu kegiatan
ke kegiatan lainnya. Kuncinya adalah lakukan bertahap sesuai dengan
kemampuan konsentrasinya dan tepati janji Anda.
Jangan paksa anak mengikuti target Anda. Melatih
konsentrasi anak sah-sah saja, namun jangan sampai terobsesi, hingga
menerapkan target diluar batas kemampuan anak. Mengasah daya konsentrasi
balita bukanlah hal mudah dan tidak instan, butuh proses panjang.
Si
dua tahun mulai gemar melakukan berbagai hal sendiri. Meskipun ia masih
membutuhkan bantuan Anda, mengenakan pakaian sendiri, penting dimulai
di usia ini.
Biasanya anak usia dua tahun suka melakukan
apapun sendiri, termasuk memakai baju dan celana sendiri. Pada usia ini,
kemampuan motorik dan kognitifnya sudah mulai berkembang dan berpakaian
sendiri akan menjadi latihan yang menantang.
Melatih
keterampilan ini sejak dini sangat penting, sebenarnya. Latihan ini akan
membuatnya terbiasa melakukan kegiatan untuk menolong diri sendiri.
Dengan begitu, Anda sudah melatihnya untuk mandiri dan mengasah
kecerdasan emosi sosialnya.
Keterampilan ini butuh pembiasaan,
maka Anda jangan pernah bosan mengajak balita latihan. Bagi anak yang
sudah mencoba berpakaian sendiri di awal usia dua tahun, biasanya akan
sudah mahir menjelang usia tiga tahun.
Latihlah!
Main boneka.
Anda juga bisa melatih balita berpakaian melalui permainan dengan
mengajarkannya mengganti pakaian bonekanya. Anda bisa memberikan boneka
yang cukup besar, sehingga jemarinya lebih mudah membuka dan memasangkan
pakaian.
Ganti popok. Atau
jika ia memiliki sepupu yang lebih muda, ajaklah ia mengganti popok atau
mengenakan pakaiannya. Dan ketika balita mulai tertarik, beri ia
motivasi mengenakan beragam bagian dari busana sendiri, seperti kaos
kaki, topi, sandal, jaket, atau kaos dan celana.
Sisiran yuk!
Ada pula kegiatan menyisir, mandi dan sikat gigi yang bisa mulai
dilatih sejak dini. Berilah sisir yang mudah digenggam dan nyaman untuk
menyisir sendiri. Doronglah balita untuk menyisir sambil bercermin.
Beritahu balita kalau menyisir secara benar, akan membuatnya terlihat
rapih dan memiliki rambut sehat.
Cobalah
untuk tidak memberikan kritik atau penilaian saat ia tak mampu
melakukan sendiri seluruh proses keterampilan ini. Yang ia butuhkan saat
ini adalah contoh, petunjuk yang tepat, dan dorongan dari Anda. Jangan
memburu-burunya, berilah ia kelonggaran waktu.
Selain
sehat, Bunda harus kreatif saat menyiapkan bekal sekolah untuk balita.
Berikan berbagai variasi agar dia tidak bosan dengan bekalnya dan kemas
juga dengan cara yang menarik, seperti yang berikut ini.
Aneka potongan buah segar dan sayuran rebus. Seperti pisang, apel, jeruk, mangga, atau anggur dan sayuran misalnya wortel, buncis, jamur, brokoli atau kembang kol sebagai finger food. Lengkapi dengan saus pencelup dari yogurt atau cottage cheese. Cara mengemas:
Agar tidak berubah warna, bubuhi irisan buah dengan sedikit air jeruk
lemon dan madu agar tidak terasa keasaman jeruk lemonnya. Saus celup
(dipping) dikemas terpisah dalam wadah yang menarik dan berukuran cukup
besar agar si kecil mudah mencelup-celup makanannya.
Puding buah dengan saus susu atau yogurt.
Cara mengemas: Pisahkan saus dari puding dan baru dicampur sesaat
sebelum dimakan. Bila ingin disajikan dalam keadaan dingin, masukkan
icepack ukuran kecil ke dalam tas kotak bekalnya –jangan lupa ingatkan
si kecil bahwa benda ini tidak boleh dimakan.
Crackers, Pancake atau Bagel dengan olesan keju krim, mentega kacang, atau selada tuna. Cara mengemas: Pilih wadah bekal yang kedap udara agar makanan terjaga kesegaran dan kerenyahannya.
Kebab terdiri dari potongan keju, buah, sayur, telur puyuh rebus, atau tofu. Jangan lupa tumpulkan ujung tusukan kebab. Cara mengemas:
Jangan memasukkan makanan dalam keadaan masih panas ke dalam wadah
bekal. Uap air dapat mengubah tekstur, bahkan rasa makanan. Bila ada
saus, tempatkan dalam wadah tersendiri.
Lasagna/pizza mini dengan topping buah atau sayuran. Cara mengemas: Bila anak ingin makan dalam keadaan hangat, tempatkan dalam wadah bekal dengan lapisan dalam yang terbuat dari stainless steel –mampu menjaga makanan tetap hangat selama kurang lebih enam jam. (me)
Memang,
tidak ada breefing khusus bagi para orangtua mengenai bekal apa saja
yang boleh dan tidak boleh dibawa oleh balita ke sekolah. Di awal, masuk
sekolah, anak bebas membawa bekal favoritnya. Karena, kalau dilarang
nanti akan membuat mereka tidak mau sekolah atau bekalnya tidak dimakan.
Namun, bukan bebarti
tidak perlu memperhatikan bekal balita. Orang tua dan balita juga perlu
diajarkan tentang makanan sehat. Menyiapkan bekal sekolah yang sehat
adalah salah satu cara membentuk pola makan sehat. Mulailah dengan
mengenal bekal sekolah favorit balita, apakah sehat atau tidak, berikut
ini bisa menjadi panduan Anda dari Dr.Sri Sukmaniah, MSc (PDGMI Jaya, FKUI RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta)
Kata dokter ahli:
makanan yang tinggi gula, zat gizinya tak lengkap, menyebabkan anak
cepat kenyang sehingga menekan selera makan. Sesekali boleh sebagai
variasi, tapi kombinasikan dengan, misalnya yoghurt yang dicampur irisan
buah (stroberi, apel, nanas, pisang)
Kue basah: kue lapis, lemper, susu, pastel.
Kata dokter ahli:selain
zat gizinya tidak lengkap, tinggi gula (pada kue lapis) dan biasanya
dimakan dalam jumlah sedikit. Bekal kue basah harus dilengkapi yoghurt
atau buah.
Roti isi
Kata dokter ahli: sangat dianjurkan menyajikan roti gandum (whole wheat),
karena kaya karbohidrat dan serat. Dapat dibuat sandwich, lengkapi
dengan sumber protein hewani, misalnya telur, keju, tumis cincang
tuna/daging/ayam, dan sumber protein nabati seperti kacang polong/jagung
manis, margarine, dan irisan tomat. Roti isi selai atau cokelat harus
dilengkapi yoghurt sebagai sumber protein hewani, dan buah karena
kandungan buah pada selai sedikit, lebih banyak campuran agar.
Buah: anggur, melon, semangka
Kata dokter ahli:
selalu jadikan buah sebagai bekal anak, karena baik sebagai sumber
vitamin, mineral, dan serat. Tapi lengkapi dengan sumber karbohidrat
kompleks, protein dan lemak yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang dan
kecerdasan anak. Contoh, roti isi tumis tuna cincang dna kacang polong,
serta buah.
Roti manis
Kata dokter ahli: biasanya mengandung susu, tapi kurang serat, maka lengkapi dengan buah.
Mi goreng tanpa sayur.
Kata dokter ahli:
tinggi karbohidrat dan lemak, tapi kurang protein dan serat.lengkapi
dengan telur, daging, atau ikan sebagai sumber protein, dan irisan
sayur, misalnya parutan wortel atau potongan brokoli.
Nasi dan ayam goreng.
Kata
dokter ahli: makanan ini sudah mengandung sumber karbohidrat (nasi),
protein kualitas baik (ayam), dan lemak (minyak goreng). Lengkapi dengan
kacang polong/jagung manis, irisan kecil ketimun dan tomat serta buah
sebagai vitamin-mineral.
Telur acak
Kata dokter ahli:
sumber protein berkualitas baik, tapi makan telur saja tidk cukup.
Masukkan telur k eroti gandum, atau sebagai isi dari kroket kentang yang
juga dicampur irisan sayur (wortel, brokoli, daun bwang, seledri),
kacang polong atau jagung manis, baik sekali jika dilengkapi buah.
Makanan olahan: nugget, sosis, dimsum, udang.
Kata dokter ahli:
fungsi makanan ini mirip telur. Jadi harus dilengkapi zat gizi lain
(lihat tentang telur acak). Jika anak menyukainya, usahakan untuk
membuat sendiri agar bahan dan bumbunya terkontrol, karena makanan jadi
mengandung penguat rasa dan pengawet. Sering memberi makanan semacam itu
akan membentuk pola makan yang kurang sehat.
Puding/jelly
Kata dokter ahli: kelengkapan zat gizinya tergantung dari bahan puding. Bisa dibuat dengan kombinasi tepung maizena, susu full cream dan campuran irisan buah.
Sereal dengan susu
Kata dokter ahli:
sangat baik bila dilengkapi buah, misalnya irisan stroberi, untuk
melengkapi vitamin dan mineral, warna menarik dan memperkaya rasa.
Kacang rebus
Kata dokter ahli:
kacang mengandung banyak lemak esensial dan protein nabati, tapi kurang
karbohidarat, maka bekal harus dilengkapi dengan bahan makanan sumber
zat gizi lainnya. Misalnya, kentang rebus, parutan wortel, dan kacang
rebus yang dilepas kulitnya dan diberi sedikit bumbu (garam, bawang
putih dan merica) kemudian dikemas daun pisang dan dikukus sebentar.
Proses
kehamilan melibatkan sejumlah faktor: usia, keturunan, anatomi organ
tubuh, kondisi kesehatan fisik dan mental, serta waktu yang tepat.
Sejumlah kiat berikut diharapkan membantu mewujudkan keinginan Anda dan
pasangan untuk cepat-cepat punya momongan. Selamat mencoba!
Pola makan harus sehat.
Dari lahan yang baik akan dihasilkan hasil panen yang baik pula.
Tingkatkan konsumsi sayuran, buah-buahan, dan air putih untuk kelancaran
proses metabolisma tubuh Anda. Bila perlu, konsumsi suplemen, misalnya
0,4 mg setiap hari selama 3-4 bulan sebelum hamil, akan menurunkan
risiko janin menderita gangguan tabung saraf, misalnya spina bifida
sebesar 70%. Pola makan sehat dan bergizi seimbang juga membantu Anda
menjaga berat badan tetap dalam kisaran normal.
Tinggalkan kebiasaan buruk.Tubuh
Anda juga harus bebas dari berbagai senyawa kimia yang dapat mengganggu
proses pembuahan sel telur oleh sel sperma, dan proses tumbuh kembang
janin kelak. Tinggalkan rokok dan minuman beralkohol. Kebiasaan merokok,
misalnya, terbukti meningkatkan risiko keguguran.
Kompak!Selain
calon bunda, calon ayah pun harus prima kesehatannya. Untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas sel-sel sperma, calon ayah sebaiknya
menghindari pakai celana dalam yang ketat dan terbuat dari bahan
sintetis, mengurangi konsumsi minuman berkafein seperti kopi, dan
berhenti merokok.
Bergerak.
Olahraga maupun aktivitas fisik lainnya yang dilakukan rutin, selain
membuat tubuh jadi bugar, juga menjaga kestabilan berat badan. Sebab,
kelebihan berat badan pada wanita akan menyebabkan produksi hormon
estrogennya berlebihan sehingga mempersulit kehamilan. Sementara pada
pria akan menurunkan jumlah dan kualitas sel sperma.
Berjemur.
Kecukupan vitamin D di dalam tubuh mempengaruhi tingkat kesuburan pria
maupun wanita. Para pria dengan kadar vitamin D di bawah normal,
terbukti meningkatkan kadar sejenis asam amino di dalam darah, yakni
homosistein, yang bisa mengganggu proses pembentukan sel-sel baru,
termasuk sel sperma. Hal serupa terjadi pada wanita. Selain mengonsumsi
makanan atau minuman sumber viatamin D, kebutuhan vitamin ini juga bisa
dengan berjemur di pagi hari selama kurang lebih 20 menit.
Bebas Infeksi.
Penyakit infeksi, seperti tosksoplasma dan penyakit menular seksual,
yang tidak diobati dapat menghambat terjadinya kehamilan. Untuk
memastikan Anda bebas dari berbagai penyakit infeksi yang mungkin tidak
Anda sadari, periksalah kondisi kesehatan
organ reproduksi Anda ke dokter kandungan. Apalagi, bagi Anda yang
belum juga dikaruniai momongan setelah setahun menikah. Anda juga dapat
meminta saran jenis-jenis vitamin apa saja yang perlu dikonsumsi untuk
meningkatkan peluang terjadinya kehamilan.
Cek masa subur.
Hubungan intim sebaiknya dilakukan pada saat Anda dalam masa subur atau
masa dimana sel-sel telur di dalam indung telur (ovarium) sudah matang
dan siap dibuahi.
“Intim” sebelum masa subur.
Begitu masuk ke dalam tubuh Anda, sel-sel sperma sebaiknya langsung
bertemu dengan sel-sel telur yang sudah matang. Karena itu, hubungan
intim sebaiknya dilakukan tepat sebelum masa subur tiba, atau menjelang
masa subur, sehingga sel-sel telur matang memiliki kemungkinan besar
untuk dibuahi. Ini mengingat sel-sel telur hanya bertahan 24 jam, dan
bila tidak dibuahi akan keluar sebagai haid.
Posisi tepat.Pilihlah
posisi hubungan intim yang memungkinkan Anda berfungsi sebagai
“mangkuk” yang menampung sel-sel sperma. Posisi Anda di bawah dan
pasangan di atas adalah pilihan tepat. Bila perlu, letakkan bantal di
bawah panggul untuk memudahkan Anda bertahan pada posisi tersebut,
paling tidak selama 20-30 menit. Jangan langsung bangun dan berdiri
begitu selesai berhubungan intim.
Cukup 3 kali seminggu.
Pria kadangkala membutuhkan jeda sekitar 3 hari sebelum tubuhnya mampu
menghasilkan sel-sel sperma dalam jumlah yang optimal untuk melakukan
pembuahan. Untuk itu, hubungan intim tidak perlu dilakukan setiap hari
karena justru akan melemahkan sel-sel sperma yang dihasilkan. Jadi,
hubungan intim sebanyak 3 kali dalam seminggu sudah cukup. Nikmati saja
dan bersikaplah santai.
Jadikan
anak Anda istimewa, agar dia bahagia. Anda perlu trik khusus untuk
memberitahu balita bahwa ia tetap dan akan terus menjadi anak yang
sangat istimewa, terlepas dari usianya yang tidak bayi lagi.
1. Kenali keunikannya dan bantu temukan jati dirinya.
Anda tidak akan mengerti ‘isi’ balita sekarang bila tidak dimulai
dengan melihat dan memperhatikan dia. Kenali anak di usianya yang
sekarang:
Keterampilan apa saja yang dia kuasai
Apa yang menjadi minatnya. Misalnya alam, robot, aktivitas fisik, 'baca' buku, menggambar.
Pahami cara berpikirnya saat ia menghadapi masalah.
Pemahaman
Anda terhadap balita sangat membantunya untuk mengenali keunikan dan
jati dirinya. Dengan memahami anak, Anda bisa membantunya berkembang
sesuai dengan keunikan yang ia miliki. Bantu anak:
• Sediakan berbagai jenis buku, mulai dari buku cerita sampai ensiklopedi mini.
• Rak buku dengan aneka warna untuk meletakkan buku-bukunya sesuai jenis.
• Berikan pembatas buku dengan gambar binatang kesukaannya.
Cara
ini membuat balita merasa bahwa Anda memahami apa yang ia suka. Anak
akan merasa istimewa atau spesial dengan perlakuan ini.
2. Berikan pujian yang tulus dan jujur.
Pujian
tidak asal-asalan atau basa-basi. “Ya, kamu pintar, nak,” tapi mata
Anda tak lepas dari layar Ipad Anda. Anak butuh pujian yang tulus.
Caranya:
Arahkan tubuh ke depan tubuh anak dan tatap matanya. Ucapkan pujian dengan jelas.
Berikan
pujian yang jujur dan spesifik. Misalnya, katakan bahwa apa yang
digambar atau diwarnai anak itu benar dan bagus. Jika ia berhasil
mewarnai daun dengan rapi dan tidak keluar dari garis, ia layak
mendapat pujian. Jangan berikan pujian bila si kecil mewarnai keluar
dari garis.
Berikan pujian untuk kemajuan perkembangannya, selain membuatnya sebagai anak yang spesial.
3. Bicaralah dengan anak tentang hal-hal yang ia sukai.
Berbicara pada anak sama halnya dengan berbicara dengan teman atau
sahabat Anda. Seharusnya Anda menjadi orang yang bisa membuat
anak-anak merasa dihargai. Caranya:
Bicarakan hal-hal yang
menarik, penting dan dia sukai. Lihat yang ada disekeliling Anda,
jadikan topik pembicaraan. Misalnya, mengapa semut jalannya berbaris.
Bila si kecil suka, ia akan mendengarkan dengan antusias serta merespon
Anda. Kalau dia tidak suka, segera cari topik lain!
Berikan
telinga Anda untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa saja yang
ingin dibicarakan anak kepada Anda, sekalipun lugu dan membosankan.
4. Pahami pilihan anak.
Hanya orangtua yang mengerti anak dari ujung kepala hingga ujung
kakinya. Memahami pilihan anak seperti kegiatan, kesukaan dan hobinya,
merupakan bentuk menghormati anak dan memperlakukannya sebagai
individu yang spesial. Begitulah yang akan dirasakan balita juga. Meski
tidak selamanya Anda harus setuju dengan kegiatan atau hobinya. Karena
ia masih harus belajar tentang mana yang benar dan salah.
5. Berikan waktu khusus. Anak
butuh perhatian tidak hanya lewat telepon atau video call. Ia butuh
fisik Anda yang nyata di hadapannya. Kalau Anda bisa membuat rencana
kerja, harusnya Anda juga bisa membuat perencanaan waktu untuk
balita. Gunakan waktu Anda untuk ‘kencan’ dengan anak, misalnya pergi
menonton pertunjukan, bermain ke bandara untuk melihat pesawat terbang
atau berenang dan bermain air di wahana air. Selain menambah keeratan
juga dapat merangsang pertumbuhan fisiknya saat Anda mengajaknya
bergerak. Bila Anda punya dua anak, bermainlah one on one atau satu
pasang-satu pasang. Teknik one on one memudahkan Anda untuk mengatakan
atau menunjukkan keistimewaan balita bagi Anda.
6. ‘Rayakan’ proses keberhasilannya. Rayakan
prestasinya bukan dengan sebuah pesta yang meriah, tapi dengan
ungkapan “hebat” atau “pintar”, pelukan, ciuman atau memberikan buku
yang sudah ia idam-idamkan. Tidak terbayang apa yang akan dirasakan oleh
buah hati Anda bila Anda menghargai kerja kerasnya. Perayaan ini tidak
hanya berlaku untuk prestasi besar. Prestasi kecil seperti mau memberi
salam kepada tamu Anda atau mendapat komentar yang positif dari guru di
sekolahnya juga patut dirayakan.
7. Biarkan anak tahu Anda selalu ada untuknya. Buah
hati Anda sedih karena bermasalah dengan salah satu temannya di
sekolah. Hampiri dia, tanyakan kenapa ia bersedih. Tawarkan bantuan
kepadanya. Jika ia menolak, hargai pilihannya. Sama seperti Anda, anak
juga ingin berbagi atau bercerita tentang kesedihannya. Tugas terpenting
Anda adalah, Anda harus siap menolong saat dia butuhkan. Sesekali
katakan padanya “Bunda siap membantu kamu, lho.” Bahasa verbal menambah
keyakinan balita bahwa Anda selalu siap membantunya melalui masa-masa
sulit. Kehadiran Anda dalam masa sulit membuat anak berpikir bahwa Anda
peka pada suasana hatinya, sayang padanya dan tetap menganggap dirinya
sebagai anak yang spesial meski dalam keadaan ‘terpuruk’.
8. Tertawalah bersama anak.
Ada pepatah 'tertawa itu sehat'. Benar, bukan hanya sehat fisik tapi
juga secara psikis. Tertawa membuat pikiran Anda lepas dari
masalah-masalah yang merusak mood Anda. Perasaan negatif dapat
memengaruhi perilaku Anda. Bagaimana jika tertawa bersama buah hati
Anda? Sehat juga! Tawa canda Anda bersama anak dapat meningkatkan
ikatan yang kuat antara Anda dengan anak. Berbagai lelucon atau
tebak-tebakan yang memancing tawa memiliki tempat yang sangat berarti di
hati si kecil. Ia merasakan bahwa Anda memperlakukannya sebagai seorang
teman yang spesial.
9. Berbagi masalah ringan kepada anak. Saat
Anda bahagia, Anda ingin berbagi kebahagian dengan si kecil agar dia
merasakan kebahagian Anda juga. Jika Anda sedang bersedih atau ada
masalah, lebih baik menyingkir saja supaya anak tidak ikut sedih melihat
Anda. Salah! Biarkan anak tahu perasaan Anda, baik pada saat bahagia
maupun sedih. Membagi rasa sedih Anda merupakan penghargaan besar
untuknya. Ia merasa diri berarti karena dipercaya oleh Anda, sebagai
orang dewasa. Posisikan balita sebagai pendengar dan penolong Anda.
Mengakui kesalahan yang pernah Anda perbuat juga bisa dijadikan ‘guru
pengalaman’ bagi anak. Setidaknya, ia belajar mengakui kesalahan yang
sudah ia perbuat. Sesekali bagi masalah Anda yang ringan dengannya.
Misalnya Anda tidak menemukan makanan kesukaannya, biarkan ia ikut
membantu menyelesaikan masalah sederhana ini. Siapa tahu ia menemukan
jalan keluar yang diluar dugaan Anda. Jika usulnya Anda terima, pasti
ia akan merasa sangat berarti!
10. Katakan bahwa dia adalah anak yang istimewa. Perlakukan
balita layaknya putri atau putra raja untuk sesekali, boleh saja.
Perlakuan seperti ini menambah keyakinan si kecil bahwa ia diperlakukan
istimewa oleh orangtuanya. Pola pikir si kecil masih sangat sederhana.
Panggilan ‘my sweety’ atau ‘jagoanku’ bisa membuat anak merasa
istimewa. Ditambah lagi dengan ungkapan “Bunda sayang sekali dengan
jagoan bunda. Kamu adalah orang yang paling berarti untuk bunda.” Anak
akan merasa istimewa atau spesial ketika ungkapan yang tulus keluar dari
mulut dan sikap orangtuanya.
Bermain
bersama si kecil memang menyenangkan. Namun, sesekali mungkin Bunda
ingin beristirahat atau meninggalkan si kecil bermain sendiri. Di usia
balita, si kecil memang sedang lincah-lincahnya sehingga sulit untuk
ditinggalkan bermain sendirian. Namun, dengan membuat si kecil sibuk
dengan permainannya, Bunda bisa menjalankan aktivitas Bunda tanpa
gangguan. Salah satu caranya adalah dengan mulai mengajari si kecil
untuk bermain sendiri sebentar.
Melepas anak bermain sendiri sebaiknya
dimulai dari dalam rumah dengan menciptakan suasana bermain yang menarik
perhatiannya. Kenali kesukaan si kecil sehingga Bunda bisa menyediakan
tempat bermain yang memenuhi keinginnya. Bunda bisa menyediakan beberapa
kotak berisi beragam permainan seperti boneka, mobil-mobilan, lego, dan
peralatan menggambar. Pastikan isi kotak selalu berbeda untuk setiap
kali sesi permainan agar si kecil tidak bosan. Di saat perhatiannya
terfokus ke isi kotak, Bunda pun bisa menyelesaikan kewajiban yang
sempat tertunda.
Dengan melepas anak bermain sendiri,
Bunda juga bisa melatih kreatvitas si kecil. Jika si kecil tertarik
bermain lego, mintalah dia untuk membuat bangunan yang disukainya.
Apabila memiliki koneksi internet, kenalkan dia dengan beberapa situs
yang khusus ditujukan untuk anak-anak. Di saat mereka sibuk berpikir,
Bunda pun bisa menyiapkan makan malam dengan tenang.
Jika selama ini Bunda sering membacakan
cerita untuk si kecil, sekarang mintalah dia untuk membuat cerita
sendiri. Berikan secarik kertas, pensil, dan pensil warna. Bebaskanlah
anak untuk mengembangkan imajinasi melalui tulisan dan gambar. Dengan
membiarkan anak bermain sendiri seperti ini, berarti Bunda sudah
membiasakannya untuk mengeluarkan ide kreatif mereka sejak usia dini.
Sebagai pelengkap, mintalah ia untuk membacakan cerita tersebut sebelum
tidur.
Terakhir, ajaklah anak untuk bermain
sendiri di halaman rumah, tetapi usahakan agar tidak lepas dari jarak
pandang Bunda. Pastikan pintu halaman terkunci dan jangan marah jika
anak menjadi kotor karena keasyikan bermain dengan tanah dan air.
Biarkan anak memilih dan mengatur alur permainan sesuka dia. Dengan
begini, Bunda tidak perlu khawatir lagi jika harus melepas anak bermain
sendiri karena ada tanggung jawab lain yang harus segera diselesaikan.
Kulit
bayi cenderung rentan terhadap gangguan, baik bayi Bunda punya sejarah
alergi maupun tidak. Gejala yang cukup sering muncul adalah kemerahan
pada kulitnya. Untuk mengatasi kemerahan pada kulit anak, sebelumnya
Bunda perlu mengenali dulu jenis-jenis dan penyebabnya.
Ada yang disebabkan oleh alergi susu.
Misalnya Bunda mengonsumsi susu dengan kadar pH tinggi, kemudian si
kecil mengonsumsi ASI Bunda, ini bisa menyebabkan kemerahan pada daerah
duburnya. Jadi, pastikan bahwa susu yang Bunda pilih tak hanya cocok
untuk Bunda, tapi juga cocok untuk sang buah hati.
Selain itu, ada pula kemerahan pada
kulit anak yang disebabkan oleh iritan seperti keringat. Pori-pori kulit
anak yang tersumbat menyebabkan kelembapan, ditambah lagi dengan
gesekan-gesekan seperti dari baju, terjadilah peradangan pada permukaan
kulit. Karena itu, jaga agar kulit si kecil senantiasa bersih dan
hati-hatilah dalam menggunakan produk perawatan bayi. Selain itu,
pastikan ukuran baju si kecil tidak terlalu pas agar ada ruang bernapas
untuk kulitnya. Pilih juga pakaian berbahan nyaman agar ia lebih leluasa
untuk bergerak.
Kemudian, kemerahan pada kulit anak
juga bisa disebabkan oleh penyakit seperti roseola infantum. Penyakit
ini sering menyerang anak berusia di bawah dua tahun dan tak jarang
membuat panik. Banyak yang keliru mengiranya sebagai campak atau demam
berdarah karena terjadi bersamaan dengan demam. Padahal, Bunda bisa
membedakannya dari gejala yang muncul.
Pada penyakit campak, bintik merah
muncul ketika demam sedang memuncak, biasanya pada hari keempat atau
kelima. Adapun bintik pada penyakit ini baru muncul setelah demam
mereda, biasanya hari kedua atau ketiga. Selain gangguan pada kulit,
kemerahan pada kulit anak yang disebabkan oleh virus ini tidak
menyebabkan gangguan yang berarti. Biasanya kemerahan ini akan hilang
dengan sendirinya, jadi Bunda tak perlu memberi obat bagi si kecil.
Pada penyakit demam berdarah, kemerahan
juga biasanya baru muncul begitu demam menurun. Bedanya, anak yang
terkena demam berdarah tubuhnya akan lemah dan menunjukkan gejala-gejala
sakit, sedangkan anak dengan roseola infantum justru akan semakin aktif
karena tubuhnya sedang dalam proses penyembuhan. Bunda cukup pastikan
bahwa asupan untuknya tetap terpenuhi agar ia bisa kembali sehat seperti
sedia kala.
Selain
untuk mengganjal perut sebelum waktu makan tiba, camilan bisa
melengkapi gizi anak. Disarankan agar anak mendapat dua kali makanan
selingan setiap hari, antara sarapan dengan makan siang, serta antara
makan siang dengan makan malam. Tetapi dari sekian banyak produk camilan
di pasaran, tidak semuanya sehat. Banyak yang nilai gizinya nol, bahkan
mengandung terlalu banyak zat aditif sehingga bila sering dimakan bisa
mengganggu kesehatan anak. Berikut 15 camilan pilihan Ayahbunda.
Tao Kae Nori.
Nori berbentuk lembaran kertas hijau ini tidak hanya untuk membungkus
sushi saja, tapi juga enak dimakan langsung. Nutrisi yang terkandung di
dalam nori bahkan tertinggi di antara rumput laut lainnya. Selain kaya
serat, vitamin dan mineral seperti zat besi dan kalsium, kandungan
proteinnya tidak kalah dengan kacang kedelai.
Roma Sari Gandum. Tekstur
biskuit ini memang lebih kasar dibanding biskuit biasa karena
mengandung bulir-bulir gandum. Namun, tekstur kasar itulah yang menjadi
nilai lebih, yakni lebih kaya serat, mineral dan vitamin, seperti
vitamin B1, B2, B6 dan B12. Gandum utuh juga baik untuk melancarkan
fungsi pencernaan, bekal untuk mencegah kanker usus.
Want&want Rice Crackers.
Di Jepang, camilan dari beras ini dikenal dengan sebutan senbei.
Rasanya gurih dengan sedikit rasa manis berasal dari lelehan gula di
permukaannya. Keunggulan camilan ini, mengandung karbohidrat yang mudah
dicerna dan mudah diubah menjadi gula darah sehingga bisa cepat
mendongkrak energi.
Jacob’s High Calcium Vegetable.
Ada banyak pilihan crackers di pasaran dan tergolong camilan sehat
untuk anak. Ayahbunda memilih Jacob’s high calcium vegetable apalagi
kalau bukan karena adanya tambahan potongan sayur. Crackers ini juga
diperkaya dengan kalsium yang baik untuk tulang si kecil dan juga
mengandung vitamin A untuk antibodi dan vitamin D untuk penyerapan
kalsium.
Mr P Roasted Peanut. Bagi yang tidak punya alergi kacang, camilan ini pas untuk mengenyangkan perut yang keroncongan karena kaya serat. Kacang juga
terkenal mengandung asam lemak tak jenuh yang baik untuk menurunkan
kadar kolesterol jahat. Asam lemak omega 3 yang dikandung kacang bisa
mencegah penyakit jantung dan L-arginine membuat dinding pembuluh darah
tidak mudah tersumbat. Pilih kacang panggang karena proses pemasakan
cara ini lebih sehat dibanding digoreng.
Sun Maid Raisins. Si kecil senang camilan manis? Jangan lupa sikat gigi sesudahnya. Nah, kalau Anda memberinya camilan kismis,
tidak perlu khawatir giginya rusak. Sebaliknya, kismis justru baik
untuk kesehatan gigi dan gusi karena mengandung fitonutrien dan asam
oleanolic yang menjaga kesehatan mulut. Kismis juga kaya antioksidan dan
baik untuk kepadatan tulang.
Biskuat Bolu.
Lezatnya bolu bisa dinikmati anak dalam kemasan yang potongannya pas
masuk mulut. Selain mengandung susu dan gandum, bolu ini diperkaya
vitamin (vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, D, dan E) serta mineral
(selenium, yodium, seng, kalsium dan zat besi). Bukan penggemar cokelat?
Masih ada dua varian rasa yang bisa dipilih; pandan atau stroberi. Tak
kalah lezatnya.
Cadbury Dairy Milk.
Cokelat bisa jadi pilihan camilan yang sehat. Tentu masih di bawah
pengawasan bunda agar si kecil tidak makan berlebihan dan sesudahnya
sikat gigi. Di dalam cokelat terkandung flavonoid yang bagus untuk
mencegah penyakit jantung dan kanker. Sejumlah penelitian menunjukkan
dengan mengonsumsi cokelat, kadar antioksidan di dalam darah meningkat.
Cokelat juga bagus dikonsumsi untuk mengatasi rasa lelah setelah
beraktivitas fisik, misalnya olahraga.
Orgran Mini Outback Animals.
Camilan biskuit berbentuk hewan ini baik untuk anak-anak penderita
autisme. Penelitian yang dilakukan oleh Unit Penelitian Autisme di
Universitas Sunderland, Inggris, menemukan makanan bebas kasein
(kandungan dalam susu) dan bebas gluten (ada dalam gandum, barley dan
rye) baik untuk diet anak autis. Camilan ini juga cocok untuk anak-anak
yang punya alergi kacang dan telur.
Dahfa Dried Fish Fillet.
Selain jadi kerupuk, daging ikan juga bisa diolah menjadi camilan
nikmat. Daging ikan yang bentuknya seperti mie pendek yang sedikit
kenyal ini bisa dimakan langsung atau ditaburkan di atas bubur. Aroma
ikannya memang sedikit menyengat, tapi rasanya manis-gurih dan sedikit
pedas! Karena terbuat dari ikan, camilan ini mengandung karbohidrat,
protein serta mineral, seperti kalium dan kalsium.
Genji Strawberry Pie.
Bagi penggemar stroberi yang merupakan sumber vitamin C, pilihan jatuh
pada camilan ini. Rasa manis dari selai stroberi cocok dikombinasikan
dengan tekstur pie yang sedikit kasar. Camilan ini lebih nikmat lagi
bila ditemani dengan segelas susu.
Carmans Fruit Muesli Bars.
Muesli adalah campuran dari oat, kacang-kacangan seperti almond,
hazelnuts, pecan, biji bunga matahari, serta buah yang dikeringkan,
seperti apricot, sultana, dan kismis dengan tambahan madu. Campuran buah
dan kacang bergizi ini memang lebih nikmat bila disantap bersama susu
untuk sarapan. Namun muesli berbentuk batangan bisa juga dimakan
langsung. Praktis dan kenyang!
Fortune Tuna Spread with Crackers.
Ada cara lain untuk menikmati lezat dan bergizinya tuna. Ikan tuna yang
lembut dioles di atas crackers yang renyah. Hmmm… lezat! Kalau si kecil
susah makan ikan, dia mungkin tidak menolak jika Anda menawarkan
camilan ini. Tuna juga tidak mudah kehilangan kandungan vitamin dan
mineral, meski telah melalui proses pengalengan. Tuna adalah sumber
protein, potasium, selenium, dan vitamin B12 yang baik.
Pepperidge Farm Goldfish Baked Snack Crackers.
Camilan berbentuk ikan lengkap dengan mata dan mulut yang tersenyum ini
bisa membuat anak Anda tidak berhenti mengunyahnya. Tidak masalah
karena camilan ini menggunakan bahan-bahan alami tanpa pengawet, serta
tidak menggunakan lemak trans. Selain itu juga mengandung zat besi dan
kalsium.
Ubi Chips. Jangan
salah, ubi sudah jadi camilan yang mendunia karena kandungan nutrisinya
bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Ada karotenoid yang membantu
menstabilkan gula darah hingga membantu metabolisme. Ubi juga kaya
serat, vitamin, mineral dan antioksidan. Ketika menggigit keripik ubi
ini, kriuk! Renyah, sama seperti keripik kentang. Namun, ada after taste
manis karena terbuat dari ubi ungu.
Anak usia prasekolah sudah mampu menjalankan ritual ibadah, seperti berwudhu, salat, puasa dan ibadah lain, sesuai tahap perkembangannya. Apa yang ia lakukan menunjukkan kesadarannya akan adanya ritual ibadah.
Masih konkret.
Kesadaran dan perkembangan spiritual si 4 tahun masih dalam taraf
kongkret. Pemahamannya tentang ajaran religi baru sebatas pelaksanaan
ritual ibadah. Intinya, alasan anak menikmati ritual ibadah adalah
repetisi, pelaksanaan tradisi dan ibadah memberinya rasa aman, dan
kehangatan. Ini didapatnya melalui ritual ibadah secara berjamaah,
terutama bersama seluruh anggota keluarga.
Di usia ini tentu
bukan pertama kali anak mengenal ritual ibadah. Anak 4 tahun melanjutkan
pertanyaan tentang berbagai hal yang ingin diketahuinya seputar religi
dan peribadatan. Saran ahli, teruskan memberi anak penjelasan, walau tak
jarang pertanyaannya konyol dan tak terduga.
Tetap ajarkan. Dalam
kesempatan bulan puasa ini, si prasekolah bisa Anda libatkan lebih
serius untuk menjalankan ibadah meski ia belum sepenuhnya paham.
Bermacam hal bisa diajarkan melalui pengetahuan ritual ibadah. Misalnya,
ketika salat berjamaah di rumah atau di mesjid, si anak belajar tentang
silaturahmi, kebersamaan, dan etika beribadah.
Karena si 4 tahun seringkali belum bisa mengendalikan diri,
ingatkan terus agar ia tak berteriak-teriak atau berlarian saat
mendengar ceramah dan menjalankan salat di mesjid. Selain menanamkan
nilai dan ajaran agama, mengajak anak ke rumah ibadah dapat memperkaya
pengalamannya. Ia juga gembira bertemu anak dan orang lain yang
melakukan hal yang sama dengannya.
Menurut
definisi Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization), diare
adalah buang air besar dengan frekuensi lebih sering (lebih dari tiga
kali sehari) dan bentuk tinja lebih cair dari biasanya. Penyakit ini
dapat menyerang anak-anak maupun orang dewasa, tapi balita cenderung
lebih rentan terserang diare. Karena itu, penting bagi Bunda untuk
mengetahui langkah-langkah pertama dalam mengatasi diare pada balita.
Penyebab diare pada balita
bermacam-macam. Bisa dari makanan atau minuman yang tidak bersih hingga
saluran pencernaannya terinfeksi virus, bakteri, atau parasit. Bisa juga
karena alergi susu, atau mungkin dari botol susu yang terkontaminasi.
Umumnya, diare lebih sering ditemukan pada lingkungan yang kurang bersih
dan populasi penduduk yang relatif padat. Karena, pada lingkungan
seperti ini biasanya sumber air tidak bersih dan organisme yang
terkandung dalam udara sekitar pun mengandung penyakit.
Gejala diare pada balita bisa dibarengi
muntah, demam, penurunan nafsu makan, serta badan lesu dan dehidrasi.
Dari semua gejala tersebut, dehidrasi merupakan gejala yang paling patut
diwaspadai. Meski terlihat sepele, kekurangan cairan pada balita dapat
berakibat fatal karena dapat mengganggu kinerja jantung dan otak. Karena
itu, dalam mengatasi diare pada balita, pastikan bahwa si kecil
menerima banyak cairan, sekitar 150-200 ml/kg berat badannya.
Bunda juga bisa membuatkannya oralit
dengan melarutkan 1 sdt garam dan 8 sdt gula ke dalam 5 gelas air
matang. Kemudian, buatkan makanan yang banyak mengandung air seperti
bubur sehingga tak hanya menggantikan cairan, tapi juga lebih mudah
dicerna. Jika sekiranya langkah-langkah tersebut belum cukup untuk
mengatasi diare si kecil, mungkin Bunda perlu membawa si kecil ke
dokter. Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan kadar elektrolit dan
sel darah putih untuk memastikan bahwa penyakitnya tidak serius.
Sebenarnya, diare pada balita bisa
dicegah sejak dini dengan pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 6
bulan. Kemudian, makanan pendamping ASI (MPASI) juga tak kalah penting
untuk melengkapi kebutuhan gizi si kecil. Terbukti, anak yang menerima
ASI eksklusif dan MPASI yang memadai lebih kebal terhadap serangan
diare.
Pola
tidur anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan
kognitifnya. Ketika tidur di malam hari, organ tubuh si kecil
memproduksi dan melepaskan jenis hormon tertentu tiga kali lebih banyak
dibandingkan ketika ia terjaga. Jika pola tidurnya terganggu, proses ini
juga otomatis akan terganggu. Karena itu, penting bagi Bunda untuk
membantu membentuk pola tidur si kecil.
Banyak yang beranggapan bahwa pola
tidur anak akan terbentuk dengan sendirinya. Namun, tak jarang anak-anak
terjebak dengan pola tidur yang sudah lama terbentuk. Kalau ini sudah
terjadi, Bunda akan kesulitan untuk mengubah pola tidur tersebut.
Padahal, bagi balita, waktu tidur bukan sekadar waktu istirahat, tapi
juga waktu penting untuk pertumbuhannya.
Anak yang kurang tidur akan mengalami
kerentanan daya tahan tubuh dan iregulasi sistem endokrin. Bahkan, ini
bisa berpotensi menjadi pencetus obesitas. Secara kognitif, ia juga akan
lebih lambat bereaksi dan sulit berkonsentrasi. Jika ia sudah mulai
sekolah, tentu ini akan berdampak buruk pada performanya di kelas.
Inilah mengapa penting bagi Bunda untuk membentuk pola tidur yang baik
pada diri anak.
Sebelum membentuk pola tidur si kecil,
Bunda perlu mencari tahu terlebih dulu, apa faktor yang mengganggu pola
tidurnya. Apakah ia merasa tubuhnya kotor atau tidak segar, apakah ia
lapar, apakah bajunya tidak nyaman, apakah suasana di sekitarnya terlalu
bising, atau apakah dia mengalami gangguan kesehatan seperti asma dan
alergi. Jika demikian, konsultasikan ke dokter agar si kecil bisa tidur
dengan lebih nyenyak.
Namun, jika si kecil bebas dari
gangguan kesehatan, ada beberapa langkah sederhana yang bisa Bunda ambil
untuk membantu membentuk pola tidurnya: 1) mandikan dia dengan air
hangat; 2) pastikan perutnya dalam keadaan kenyang sebelum tidur; 3)
pakaikan baju tidur yang lembut dan nyaman; 5) nyanyikan lagu pengantar
tidur atau bacakan dongeng dengan suara pelan; 6) biarkan dia
menggenggam mainan kesayangannya.
Jika Bunda mengalami stres semasa
kehamilan, hormon stres yang Bunda keluarkan juga dapat memengaruhi
perkembangan otak janin. Alhasil, begitu lahir, si kecil akan sering
rewel—terutama pada jam tidur. Karena itu, tanamkan kebiasaan hidup
sehat dan bebas stres sejak masa kehamilan. Sebelum membentuk pola tidur
sehat untuk sang buah hati, Bunda pun perlu menerapkan pola tidur yang
baik dan istirahat yang cukup.
Otak bayi baru lahir terdiri dari 100 milyar sel sebagian sudah
terhubung sejak lahir dan akan berakhir di usia 3 tahun. Hingga usia 6
bulan, otak bayi 75% besar otak dewasa. Sampai usia 8 bulan, otak bayi
cukup untuk menanggapi kejadian-kejadian di sekitarnya. Beri stimulasi
yang tepat!
Lakukan pijat bayi dengan santai. Setiap pijatan merangsang sel saraf otak untuk saling terhubung.
Lakukan senam ringan untuk bayi,
misalnya gerakkan tangan bayi menyilang di depan dada sebanyak 4
kali.gerakkan kaki sperti mengayuh, sebanyak 4 hitungan. Bayi senang
menikmatinya, asalkan tidak terlalu lama.
Bicaralah dengan bayi
apapun yang sedang Anda lakukan, dia akan belajar bicara dan berbahasa.
Dengan memberi jeda di akhir kalimat, Anda mengajarkan pola bicara dan
percakapan.
Bicara dengan intonasi yang berubah ekstrem untuk merangsang otak.
Menyanyilah untuk bayi setiap hari lagu yang sama, dengan mengulang-ulang nyanyian ini, bayi belajar memprediksi dan menghafal lagu.
Tunjukkan gambar-gambar dari buku bayi dengan warna-warna terang dan kontras, tetapi tidak lebih dari dua gambar supaya bayi tidak bingung.
Ajak bermain ciluk ba
untuk mengajarnya tentang objek permanen, meski dia tidak melihat Anda
bukan berarti Anda tidak ada. Ini memberikan landasan kepercayaan bayi
terhadap Anda.
Ubah posisi bayi setiap
30 menit agar dia dapat melihat sekeliling dari beberapa sudut pandang.
Berdiri tegak, tengkurap dan telentang. Pangku dia di pangkuan, goyang
dengan lembut kaki Anda untuk mengajarnya tentang terak.
Untuk menguji pendengarannya, bunyikan rattle di dekat telinganya, kemudian kea rah belakang. Dia akan belajar memusatkan pendengarannya pada bunyi.
Beri bayi benda-benda aneka tekstur untuk disentuh.
Berikan mainan yang aman untuk digigit-gigit supaya bayi belajar mengenal tekstur lewat lidahnya.
Bernyanyi
dan bertepuk tanganlah supaya bayi menirukan gerakan tepuk tangan.
Tepuk tangan penting untuk koordinasi kedua belahan otak bayi.
Ajak anak keluar rumah, tunjukkan berbagai mahkluk hidup dan benda-benda di luar rumah.
Beritahu bayi Anda mencintainya. Bayi akan segera belajar arti cinta Anda sebelum dia mampu membalasnya.
Kenalkan
bayi dengan anak lain, misalnya mengajaknya keluar rumah untuk melihat
anak lain yang lebih besar sedang bermain, atau, seringlah bertemu
saudara sepupunya.(me)
Untuk
melatih kecerdasan balita, tidak ada yang lebih baik dibandingkan
mengajarkan mereka membaca. Pengenalan huruf dan angka sangatlah penting
untuk otak mereka. Dan sebenarnya, mengajar anak Anda membaca bisa
dimulai dari usia yang cukup dini, tidak perlu menunggu mereka berada di
sekolah. Kemampuan membaca sangat berguna bagi kecerdasan otak mereka.
Dan seorang anak yang tumbuh dengan rasa senang membaca akan lebih cepat
dalam memperdalam ilmu mereka. Tentunya, mengajar si kecil membaca
tidak selalu mudah. Karena itu, di bawah ini ada beberapa tips yang
dapat membantu Anda untuk mengajar anak Anda membaca.
Perlu Anda ketahui bahwa anak-anak tidak belajar membaca menggunakan
matanya, tetapi mengunakan telinganya. Orang tua dapat membantu anak
mengenali huruf dengan berbicara kepada mereka, membacakan buku dan
bermain permainan pendengaran seperti pantun. Semakin banyak buku yang
Anda bacakan kepada anak Anda, semakin banyak kosa kata yang ia kuasai.
Kosa kata yang lebih luas akan membantunya mengenali berbagai macam kata
saat ia mulai membaca.
Dari lahir sampai usia tiga tahun, anak-anak mendengarkan berbagai
kata-kata yang diucapkan dan mulai belajar berbicara. Anak-anak berusia
tiga sampai empat tahun mulai memperluas kosa kata mereka dan mulai bisa
“bersajak” atau mencari kata-kata yang mempunyai bunyi akhir yang sama.
Saat mereka mulai bersekolah, mereka akan diajarkan cara menyatukan
huruf-huruf untuk membentuk suatu kata dan menyuarakannya. Mereka mulai
belajar membaca kalimat yang sederhana. Setahun dua tahun kemudian
mereka akan bisa membaca buku yang mempunyai beberapa bab dan membaca
dengan fasih dengan pengertian.
Sebelum mereka mulai bersekolah pun, Anda bisa membantu menyiapkan
mereka untuk bisa membaca. Ajarkan mereka alfabet dan bunyi alfabet. Ini
adalah awalan dari fonik. Fonik adalah mempelajari apa yang huruf dan
kombinasi huruf “katakan”. Fonik adalah bagian yang penting dalam
belajar membaca. Ketika anak Anda belajar bunyi huruf, ajarkan untuk
“menyatukan” huruf-huruf tersebut untuk “membunyikan” kata baru.
Contohnya, huruf a, p, e, l disatukan akan membentuk “bunyi” kata baru
yaitu “apel”. Setelah itu, ajarkan utuk membaca kalimat yang pendek
menggunakan fonik. Perlahan-lahan ia akan mulai bisa membaca kata demi
kata dan akhirnya kalimat demi kalimat dan dapat mengerti sepenuhnya.
Saat Anda membacakan buku kepada anak Anda, ajarkan ia mengeja sambil
Anda membacakan cerita. Pilih kata-kata yang mudah dan pendek terlebih
dahulu kemudian setelah ia menguasai kata-kata yang mudah dan pendek,
Anda bisa mulai mengajarnya mengeja kata-kata yang lebih panjang. Jangan
membacakan cerita dengan terburu-buru, tetapi tunjukkan tiap kata dan
tiap huruf kepadanya agar ia mulai mengingat dan mengenali setiap huruf
dan kata.
Membaca adalah kemampuan yang bisa dipelajari anak Anda sejak dini.
Dan kemampuan ini bila dipupuk sejak dini mempunyai berbagai manfaat
bagi kecerdasannya. Anak yang gemar membaca terbukti dapat menjadi lebih
cerdas dan mempunyai berbagai macam pengetahuan saat ia menjadi dewasa.
Tentunya, untuk menumbuhkan rasa suka membaca, Anda harus menjadi
contoh baginya. Rasa suka membaca akan tumbuh bila ia sering melihat
orang tuanya membaca buku di dalam kesehariannya. Kebiasaan baik Anda
bisa membantu buah hati Anda menjadi lebih cerdas, jadi kenapa tidak
memulainya?
Kebiasaan
membaca yang tumbuh sejak kecil selain baik untuk perkembangan otaknya
juga membuat anak bisa lebih berpikir rasional dan lebih mampu
mengendalikan diri. Intinya, kebiasaan membaca sejak kecil akan
memperkaya wawasan anak yang bermuara pada jati diri manusia yang lebih
berkualitas. Semakin dini seorang anak membaca akan memupuk kebiasaan
dan kecintaannya pada kegiatan membaca.
Beberapa penelitian menyebutkan megapa anak harus diajarkan membaca sejak mereka bayi.
"Hiperaktivitas" seorang anak usia 2-3 tahun ternyata diakibatkan oleh kehausan akan pengetahuan.
Jadi orangtua sebaiknya memberikan kesempatan pada si kecil untuk
memuaskan rasa dahaga itu. Bapak-Ibu juga harus memahami bahwa menaruh
si kecil pada boks bayi sepanjang hari akan sangat menghambat kemampuan
si kecil mengeksplorasi lingkungannya. Boks akan mebatasi bayi untuk
mengenal lingkungannya. Juga membatasi pertumbuhan syaraf otaknya karena
membatasi gerakannya, seperti merayap, merangkak, berguling-guling –
yang merupakan suatu proses penting bagi pertumbuhan anak yang normal.
Kita berpikir, menempatkan si kecil di boks adalah upaya melindungi
dirnya dari bahaya yang mengancamnya, seperti menyentuh kabel listrik
atau terjatuh dari tangga. Padahal yang sebenarnya si kecil disimpan
dalam boks bayi supaya kita tidak perlu mengawasinya. Jadi, jelaslah
menaruhnya di boks sepanjang hari hanya akan menghambat kebebasan anak
untuk belajar.
Kemampuan anak untuk menyerap informasi pada usia 2-3 tahun tidak pernah akan terulang lagi.
Masa ini adalah periode kehidupan dimana otak anak bagaikan pintu yang
terbuka untuk semua informasi. Selama periode ini ia akan menangkap
semua informasi. Pada periode ini anak bisa belajar membaca dengan
mudah. Itu artinya Anda harus memberinya kesempatan dengan mengajarinya
membaca. Ingatlah, otak manusia itu unik, semakin banyak diisi semakin
banyak pula yang dapat ditampungnya.
Jauh lebih mudah mengajar seorang anak membaca pada usia 2-3 tahun daripada di usia-usia yang lebih tinggi.
Selama periode ini kita harus memuaskan kehausannya akan benda-benda
yang ingin ia selidiki. Jadi, jangan menghalangi si kecil untuk belajar.
Pada masa-masa periode yang sangat penting bagi masa depan si kecil
ini, ajak mereka belajar membaca sehingga terbukalah pintu menuju
khazanah ilmu yang begitu kaya dan beragam. Selama tahun-tahun yang
tidak dapat diulangi lagi ini, terbentuk intelektualitas si kecil. Minat
dan kemampuannya ditentukan selama tahun-tahun ini. Jadi, berikan
kepada si kecil setiap kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan yang
dia sukai dengan mengajari membaca sejak dini.
Anak-anak yang diajarkan membaca pada usia yang sangat muda akan menyerap lebih banyak informasi.
Mereka yang belajar membaca ketika masih sangat muda juga cenderung
lebih mudah mengerti dan lebih cepat bisa membaca. Karena anak-anak yang
masih sangat muda ini tidak takut membaca dan tidak menganggap membaca
sebagai "mata pelajaran". Mereka menganggap membaca sebagai sebuah
kegiatan menarik di antara hal-hal menarik lainnya yang membuat
hari-hari mereka begitu menyenangkan.
Di
balik titik, garis dan lengkung yang dibuatnya, banyak manfaat yang
bisa didapat dari aktivitas corat-coret bagi balita. Seperti Pablo
Piccaso yang menghasilkan master piece pertamanya, The Picador, di usia 8 tahun, balita Anda pun bisa.
Perkembangan motorik,
koordinasi tangan-mata. Ketika mencoret, anak berlatih mengendalikan
gerak organ tubuh. Setiap gerakan alat tulis atau gambar yang digunakan,
menuntut anak mengendalikan gerakan bahu, tungkai lengan, hingga
jemari, yang menggenggam alat tulis itu. Selain itu, ketika mencoret
anak belajar memadukan gerakan tangan dengan mata.
Ekspresi emosi,
menjajal sensori. Pada usia 1 tahun anak bisa merasakan berbagai
sensasi dengan panca inderanya. Kemampuan itu mendorong anak
bereksperimen, yaitu dengan cara menjajal berbagai permukaan materi
untuk dicoret-coret. Merasakan sensasi berbagai media saat mencoret,
memberi anak pemahaman sebab akibat, karena ia bisa mengamati hasil
perbuatannya pada media yang berbeda. Sensasi yang dirasakan
menyenangkan, mendorong anak makin ekspresif mencoret.
Pengenalan awal menulis.
Tahapan awal mencoret yang dilakukan anak dimulai dari sebuah titik,
kemudian garis lurus patah-patah, hingga menjadi kumpulan garis
melengkung yang mirip benang kusut. Dr. Alice Honig menjelaskan, di
akhir usia 2 tahun anak akan bisa menggambar garis tunggal, meski belum
lurus. Menurutnya, menggambar garis tunggal yang jelas ujung dan
pangkalnya, membutuhkan kematangan intelektual. Selain itu, jika kita
perhatikan, di antara coretan anak akan terlihat bentuk-bentuk mirip
huruf. Menurut Alice, "Itulah yang menjadikan aktivitas mencoret penting
untuk didukung orangtua, sebab menyiapkan anak untuk belajar menulis
kelak." (me)
Mencegah
memang selalu lebih baik dari mengobati. Seperti pada kasus dehidrasi
(kekurangan cairan) pada balita yang bisa menyebabkan gangguan
kesehatannya.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya dehidrasi pada balita Anda.
Biasakan
balita untuk minum secara teratur setiap hari, terutama bila dia banyak
beraktivitas. Cairan yang dikonsumsi sebaiknya diatur agar bervariasi
Anak
harus minum air paling tidak 8 gelas sehari. Anda dapat memberinya
dalam bentuk kombinasi aneka jenis cairan, seperti jus buah, buah segar,
sup, dan lain-lain.
Berilah minuman sebelum balita Anda mulai beraktivitas, seperti bermain di halaman.
Tetaplah beri minuman pada balita, sekalipun dia tidak begitu haus.
Orang
tua mana pun pasti bangga memiliki anak dengan tubuh berisi yang
menggemaskan. Namun, tak sedikit pula orang tua yang khawatir karena
buah hati tercinta tampak lebih kurus dibandingkan teman-teman lain
sebayanya. Apakah Bunda termasuk salah satu di antara mereka? Jika
demikian, jangan khawatir. Ada solusi untuk menambah berat badan anak.
Yang perlu Bunda ingat, lain permasalahannya, lain pula solusinya. Lain
penyebabnya, lain pula penanganannya.
Misalnya, untuk menangani masalah anak picky eater,
Bunda bisa mengakalinya dengan mengkreasikan menu dari bahan makanan
favoritnya. Jika ia senang kentang, Bunda bisa membuatkan mashed potato,
kentang kukus, kentang goreng, kentang panggang, sup dengan kentang
rebus, dan sebagainya. Selain itu, sediakan juga stok camilan sehat agar
bisa si kecil santap di sela-sela waktu makan. Untuk menambah berat
badan anak, yang perlu diperhatikan bukanlah seberapa banyak porsi yang
harus ia makan, tapi seberapa sering ia mengonsumsi makanan sehat.
Kemudian, pastikan juga makanan yang
Bunda berikan mengandung banyak zat besi. Karena, kekurangan zat besi
sangat berpengaruh terhadap turunnya nafsu makan si kecil. Kandungan zat
besi banyak terdapat pada daging dan sayuran hijau. Jus buah segar juga
dapat membantu proses penyerapan zat besi ke dalam tubuh. Yang
terpenting adalah jangan dibarengi dengan teh, kopi, ataupun susu
kalsium karena akan menghambat penyerapan zat besi.
Namun, pada beberapa kasus, ada pula
anak yang tidak bisa gemuk karena memang sudah merupakan faktor
keturunan. Seperti halnya obesitas yang berpotensi menurun pada anak,
anak dari orang tua bertubuh kurus juga tidak akan segemuk
teman-temanya. Sebanyak apa pun ia makan, berat badannya akan sulit
sekali untuk bertambah. Penyebabnya antara lain karena metabolisme tubuh
yang cepat sehingga proses pencernaannya pun lebih cepat pula. Jika
demikian, Bunda cukup memastikan bahwa si kecil mengonsumsi makanan dan
minuman bernutrisi dengan intensitas yang cukup. Batasi jajanan-jajanan
yang tidak menyehatkan.
Lain halnya jika si kecil memiliki
kelainan medis, Bunda mungkin perlu membawa dia ke dokter. Setelah
mengetahui apa jenis penyakitnya, barulah Bunda bisa menentukan langkah
penanganannya. Penyakit Celiac, misalnya, merupakan faktor utama yang
menghambat penyerapan gizi sehingga pertumbuhan anak jadi ikut
terhambat. Anak yang mengidap penyakit ini sebaiknya tidak mengonsumsi
makanan dari gandum atau bahan makanan apa pun yang mengandung gluten
karena akan menyebabkan berat badannya turun. Jadi, menambah berat badan
anak bukan berarti memberinya asupan sebanyak mungkin. Konsultasikan
dulu kepada dokter untuk memastikan asupan apa yang cocok untuknya.
Seorang ibu gemas melihat balitanya yang tak pernah bisa duduk anteng.
Apalagi jika harus mendatangi tempat umum atau bersilahturahmi ke rumah
teman dan kerabat. ‘’Capek saya. Bahkan malu kalau anak saya sampai
jalan kesana kemari dan naik-naik tangga jika diajak bertamu. Anak saya
ini kayaknya hiperaktif,’’ keluhnya. Ia pun mendatangi ruang konsultasi
psikologi untuk menanyakan apakah ada yang tak sesuai dengan
perkembangan anaknya.
Menurut Psikolog Perkembangan Anak, Alzena Masykouri, M.Psi, semua
anak tumbuh dan berkembang dalam tingkatan yang bervariasi. Termasuk di
dalamnya perkembangan kecerdasan gerak fisiknya atau kinestetik. Ada
satu fase perkembangan motorik kasar yang berkembang dengan pesat, tapi
ada fase lain perkembangan motorik halus menjadi perhatian utama.
Alzena menyebutkan, bodily kinesthetic intelligence atau cerdas
kinestetik sebagai kemampuan manusia menghubungkan dan menggunakan
pikiran selaras dengan gerakan tubuh, termasuk kemampuan tubuh untuk
memanipulasi benda dan membuat aneka gerakan. ‘’Anak yang cerdas
kinestetik itu mampu menggunakan dan menghubungkan antara pikiran dan
tubuhnya secara bersamaan untuk mencapai tujuan tertentu,’’ katanya.
Misalnya, anak yang terampil memanjat pohon, menerbangkan layangan, atau
bermain lompat tali dengan berbagai variasi gerakan. ‘’Beda dengan anak
yang mengalami gangguan hiperaktivitas yang biasanya bergerak tidak
terarah dan cenderung impulsif. Tidak ada gerakan yang terencana,’’
jelas Alzena. Tentu saja anak dengan hiperaktif ini sulit mencapai
tujuan dari gerakan kompleks, seperti memanjat pohon atau bermain lompat
tali.
Menurut Lwin, et.al dalam bukunya How to Multiply Your Child’s
Intelligence, karakteristik anak yang cerdas secara kinestetik dapat
teramati oleh Anda. Anak amat senang bergerak seperti berlari, berjalan,
melompat, dan sebagainya di ruangan yang bebas. Meski terkadang jatuh,
tapi keadaan ini masih normal bila anak berusia di bawah tiga tahun.
“Jangan batasi geraknya, karena memang fisiknya
sedang berkembang. Namun Anda bisa menjaganya agar tidak terjatuh,” ujar Alzena.
Selain itu anak yang cerdas kinestetik pada usia balita juga mampu
melempar benda secara terarah kira-kira sejauh satu meter, senang
memanjat benda yang tinggi, bermain di air, dan naik turun tangga.
’’Anak mampu melompat dengan dua kaki seperti lompat kodok. Kemampuan
ini memerlukan keseimbangan tubuh dan biasanya dikuasai anak usia 4-5
tahun,’’ imbuh Alzena. Ketika Anda memasang lagu, tubuhnya bergerak
harmonis mengikuti irama musik. Senang aktivitas pura-pura (role
playing) misalnya, pura-pura jadi kodok, bebek, menirukan orang menyetir
mobil, atau memasak. Tidak menyukai duduk dalam waktu yang lama. Ciri
lainnya, anak dapat melepaskan kaos, celana, dan kaos kaki sendiri. Juga
bisa membangun jembatan dengan menggunakan balok-balok tanpa terjatuh.
Aktivitas ini melibatkan keterampilan motorik halus, koordinasi visual
motorik, dan keseimbangan.
Sedangkan, untuk anak usia 6-12 tahun kecerdasan kinestetiknya
ditunjukkan dengan keseimbangan ketika berdiri di atas satu kaki selama
beberapa detik, berjalan mundur sambil berjinjit, bergerak di dalam air
setinggi pinggang, dan melakukan gerakan tari sederhana. ’’Jika anak
memiliki kemampuan kinestetik ini berarti ia melebihi kemampuan
rata-rata anak seusianya,’’ kata Alzena. Menurut dosen psikologi
Universitas Paramadina Jakarta ini kecerdasan kinestetik termasuk
kecerdasan jamak, artinya anak juga memiliki kemampuan lain yang
berkaitan dengan kecerdasan gerak ini. Konsentrasi dan gerak terarah
Kegiatan yang bisa diajarkan yang berkaitan dengan motorik halus, antara
lain melukis, membuat keramik, dan membatik. Pada usia 2-4 tahun anak
bisa diajarkan membuat Play-Doh dengan meremas dan membentuk sesukanya.
Ketika memasuki usia 5 tahun, ajak anak membuat pola dan menggambar
sesuai imajinasinya.
Jenis permainan anak tak hanya kegiatan fisik atau permainan di luar
ruangan, tapi juga permainan di dalam ruangan yang memerlukan
konsentrasi. Tugas orangtua adalah memfasilitasi gerakan anak. Bila anak
sedang senang naik-naik perabotan rumah, buatlah permainan yang memberi
kesempatan anak untuk memanjat-manjat. Misalnya, dengan berpura-pura
berada di hutan dan menirukan semua gerakan binatang. Ajak anak menjadi
kelinci, melompat-lompat keliling ruangan, menjadi ular dengan merayap
seperti ular, atau menjadi monyet dengan bergelantungan di pinggiran
kusen pintu. Kali lain, ketika hujan deras turun, ajak anak melakukan
kegiatan dalam ruangan, misalnya membangun istana dengan balok kayu,
main rumah-rumahan di kolong meja makan, atau main ular tangga.
Fasilitasi anak dengan beragam alat seperti bola, hula-hop, dan matras
jungkat jungkit. Kegiatan ini dapat mengalihkan perhatian anak dari
layar tv, bermain play station atau video games. Jangan lupa luangkan
waktu untuk bermain bersamanya.
Full kegiatan yang melibatkan fisik
Libatkan kecerdasan gerak dalam kegiatan belajar anak. Misalnya, jika
anak ingin menghapal ibukota provinsi Indonesia, minta anak membuat
urutan garis dengan menggunakan kapur atau spidol mulai dari ujung ke
tengah dan seterusnya. Bisa juga ketika mengajarkan kosakata misalnya,
gempa bumi, gambarkanlah dengan ilustrasi gerakan tubuh tanpa kata-kata.
Atau ketika belajar matematika, gunakan jari-jari untuk berhitung dan
menggunakan lengan atau kaki untuk mengukur area. Pada anak berusia 2-5
tahun, gambarkan bentuk geometri seperti segitiga, lingkaran atau
persegi dengan merenggangkan tubuh
dan tangannya. Anak akan lebih mudah menerima dan mengingat konsep-konsep tersebut dibanding sekedar menghapalkannya.
Minta anak menggunakan tubuhnya untuk mengekspresikan emosinya, misalnya melompat saat ia merasa
gembira atau mengerutkan dahi ketika marah. Ketika anak sedang bermain,
setel musik kegemarannya dan biarkan anak berpura-pura menjadi penyanyi
atau mengekspresikan lagu. Ini dapat membantu mengembangkan kemampuan
berpikir kreatifnya. Berdansa atau menggerakkan tubuh selain membuat
anak senang juga bisa mengusir rasa stress anak.
Untuk memperpanjang kemampuan memori kinestetik anak bisa terlihat
melalui pola geraknya seperti berpantomim. Misalnya, minta anak
memeragakan seekor gajah, bentuk angka 9, bentuk ombak di laut atau
bunga yang sedang mekar. Minta anak untuk mengulangi kembali gerakan
tersebut setelah jeda istirahat 10-15 menit. Ini dapat menantang batas
motoriknya dan meningkatkan keluwesan gerak tubuh
dan posturnya. Aktivitas ini juga berperan untuk perkembangan kemampuan
berpikir anak. Tunjukkan gambar hewan, objek benda atau bangunan, lalu
minta anak membuat posisi dengan bahasa tubuh dan menggerakkan seluruh
tubuhnya. Amati posisi atau sikap tubuh anak ketika bergerak agar
gerakan tidak membahayakan koordinasi tubuhnya.
Fitness anak
The National Association for Sports and Physical Education
merekomendasikan anak usia sekolah melakukan aktivitas fisik sedikitnya
satu jam sehari dengan variasi kegiatan yang berbeda-beda setiap 15-30
menit. Sebelum mengajak anak beraktivitas, sebaiknya kenali dulu tingkat
perkembangan, umur, kemampuan, dan minat anak.
Pada usia 4 dan 6 tahun, anak mulai mengasah kemampuan dasar fisiknya
seperti melompat, melempar, menendang, dan menangkap. Biasanya anak
menyukai olahraga tim seperti sepak bola, softball, dan basket. Ada anak
yang mampu berkompetisi, namun ada pula belum mampu terlibat dalam
kejuaraan liga. Kenali karakter anak dan yang penting tetap beri
dukungan dengan menjadi pelatih mentalnya atau penggembira ketika anak
bermain.
Anak mulai menikmati, mengkoordinasi, dan mengembangkan kemampuannya
ketika berusia 8-12 tahun. Saatnya bagi Anda untuk melihat dan
mengkonfirmasi minat anak. Apakah anak mulai meninggalkan jadwal sepak
bolanya di hari Minggu atau justru berminat mengikuti kejuaraan liga?
Tanyakan dan diskusikan pada anak. Jangan paksa anak jika dia memang
tidak tertarik olahraga. Coba tawarkan kegiatan lain, seperti melukis,
menari, atau membuat prakarya yang juga bisa mengembangkan saraf motorik
halusnya.
Buat permainan bola 1 lawan 1 atau 2 lawan 2. Aktivitas olahraga ini
tak hanya melatih gerak tubuh anak tapi juga mengajarkan sportifitas,
kerjasama tim, menargetkan tujuan, menghadapi tantangan, dan keakraban.
Jika perlu, daftar kan anak ke klub olahraga seperti bela diri,
berenang, hiking, dan sebagainya. Anak yang cerdas gerak biasanya mampu
dan senang menendang bola secara terarah. Dengan mengembangkan
kecerdasan kinestetik melalui aktivitas fisik, maka anak bermain dan
menyenangi gaya hidup yang aktif salah satunya melalui kegiatan olahraga
atau permainan.
Kegiatan di dalam rumah pun bisa Anda manfaatkan sebagai gerak
kinestetik. Ajak anak terlibat dalam pekerjaan rumah mulai dari
membersihkan tempat tidur sampai memasak. Melalui kegiatan memasak,
seperti mengulen adonan kue dapat melatih kemampuan gerak anak, yaitu
meremas, membentuk, dan memotong. Selain itu anak juga bisa belajar ilmu
pengetahuan, misalnya air ketika dipanaskan akan mendidih dan membentuk
uap.
Paling mudah mencari contoh dari cerdas gerak, dengan melihat
keberhasilan para atlet. Misalnya Tiger Woods, Michael Jordan, adalah
atlet top dunia yang tentu saja kita semua mengakui kemampuannya dalam
mengendalikan pikiran dan gerakan tubuhnya. Namun, tidak hanya sekedar
menjadi atlet olahraga, cerdas kinestetik juga memiliki manfaat antara
lain:
Mengembangkan kemampuan psikomotorik.
Kemampuan psikomotorik adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan bagian tubuh dengan otak untuk
mampu berfungsi secara harmonis. Kemampuan ini berkorelasi erat dengan
jenis pekerjaan orang dewasa, misalnya penerbang (butuh koordinasi
visual motorik dan pikiran yang sangat optimal), atau seniman (untuk
melukis, menari, membuat patung, ukiran, membatik, dan sebagainya).
Kemampuan psikomotorik
ini sangat berkembang pesat di usia dini.
Mengembangkan keterampilan sosial. Anak yang mampu bermain dengan
baik (berlari, melompat, melakukan aktivitas motorik halus), biasanya
keterampilan sosialnya lebih baik. Dengan aktivitas fisik ini anak
memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan sebayanya. Dan karena
kemampuan fisiknya yang baik anak mampu mengekspresikan diri melalui
kegiatan fisik secara lebih baik. Sehingga mengembangkan pula
keterampilan komunikasi interpersonalnya
Mengembangkan kepercayaan diri dan harga diri.
Anak sangat menikmati aktivitas yang mampu ia lakukan dengan baik.
Misalnya, anak yang mampu bergerak harmonis dengan musik, maka ia pun
akan senang menari dan hampir pada setiap kesempatan ia akan menari.
Oleh karena itu mereka akan merasa lebih percaya diri bila dihadapkan
pada situasi yang dapat menampilkan kemampuan fisiknya itu. Selain itu,
juga membantu menjaga kesehatan dan berat badannya agar terhindar dari
obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung.
Perhatikan keamanan dan kesehatan anak, segera hubungi dokter Anda
jika anak mulai mengeluh sakit di bagian tertentu. Ada kemungkinan anak
pernah terjatuh, terluka atau keseleo namun tidak segera memberitahu
Anda. Jika kondisi anak tergolong kronis, jangan libatkan dulu dengan
kegiatannya. Konsultasikan dengan dokter, beberapa aktivitas yang aman
bagi si kecil dan bagaimana memberikan fasilitas keamanan terbaik bagi
si kecil. Sehingga Anda tidak melulu melarang anak dan bersikap panik.