PERKEMBANGAN ANAK

SELAMAT DATANG DI BLOG INI...................
BLOG INI BERISI KUMPULAN ARTIKEL - ARTIKEL TENTANG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SI KECIL DARI BEBERAPA SUMBER............
SEMOGA BLOG INI BISA MENAMBAH WAWASAN & PENGETAHUAN TENTANG PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN SI KECIL ANDA..........

Kamis, 15 November 2012

Cara Bijak Mencintai Anak

Cara Bijak Mencintai Anak
Bagaimana cara Anda ungkapkan cinta pada anak? Sudah tepatkah cara itu?
Cinta adalah masalah yang kompleks. Bila tidak, kita tidak akan punya sedemikian banyak pujangga atau pengarang lagu.

Dalam konteks keluarga, orang tua pastilah ingin mengekspresikan cintanya kepada anak dengan selalu berupaya membahagiakan buah hatinya. Mereka ingin selalu dapat memberi pujian dan pelukan hangat, melayani kebutuhan anak, dan, mungkin saja, membelikan apa pun yang diminta anak. Semua dilakukan atas nama cinta.

Tapi, sejauh mana ekspresi cinta itu? Di manakah batasnya? Kapan kita tahu bahwa kita telah berlebihan mencintai anak? Ini persoalan gampang-gampang susah. Banyak orang sulit mengatakan tidak pada anak. Apalagi bila kita tahu betapa cinta itu sangat diperlukan bagi perkembangan anak, termasuk dalam soal kesehatan fisik.

Uang Bukan Segalanya. Ekspresi cinta orang tua pada anak akan mempengaruhi proses tumbuh kembangnya. Di lima tahun pertama usianya, anak tengah mencari rasa aman. Ini didapat ketika ia merasakan anggota-anggota keluarga mencintainya. Rasa aman lebih lanjut akan mengembangkan rasa percaya diri dan konsep diri anak kelak. Ekspresi cinta yang terus dirasakannya juga akan mengajarkan anak untuk berempati pada orang lain, dan mendukung proses trust building anak pada individu lain

Tapi sekali lagi, sangat mungkin bagi orang tua untuk mencintai dengan cara yang kurang bijaksana. Ini misalnya terjadi bila kita terlalu mengutamakan cara yang bersifat materialistis. Membelikan mainan atau barang bagi anak secara nonstop atau selalu mengabulkan rengekannya bukanlah cara yang tepat. "Money can't buy love "; kita ingat saja lirik lagu Beatles itu.

Masalah terbesar dengan tabiat ini ialah ia dapat menghambat tumbuhnya rasa empati pada anak. Anak lama-kelamaan akan menjadi kurang sensitif pada lingkungannya jika ia terlalu mengasosiasikan cinta dengan mainan atau cindera mata, meskipun terlalu banyak sanjungan juga berpotensi untuk berdampak serupa.

Justru bila orang tua terlalu berlebihan mengekspresikan rasa cintanya pada anak, membuat anak terbiasa memusatkan cinta ini pada diri sendiri. Ia akan terus menuntut dan mengharapkan orang lain terus memberinya cinta. Akibatnya, anak tak mampu membina empathic complex, yaitu pertalian emosional dengan orang lain.

Yang Wajar, Yang Hangat. Jadi bagaimana menemukan batasan yang tepat? Memang tidak ada ilmu eksaktanya. Cara terbaik ialah dengan sedikit berintrospeksi. Tanyailah diri Anda sendiri, bagaimana cara mengekspresikan keistimewaan anak dengan cara yang wajar, hangat dan istimewa.

Terbukalah! Melihat contoh-contoh ini, mungkin Anda berpikir, dari mana kita bisa mendapat ide untuk mengekspresikan cinta bagi anak? Bagaimana caranya yang cerdas, asyik dan orisinal? (Ehm, ternyata tidak jauh rumitnya dengan mengekspresikan cinta ketika masih pacaran).
 
Semakin terbukanya kesempatan individu melihat dunia dan kemudahan mengakses sumber informasi, membantu orang tua memperoleh referensi mengenai pengasuhan anak ..
Mencintai itu memang itu keperluan hidup. Lain kali kita tergoda untuk lagi-lagi belanja mainan bagi anak.

Biarkan Anak Tumbuh Jadi Diri sendiri

Biarkan Anak Tumbuh Jadi Diri Sendiri
Mini me parenting bukan jalan pintas menuju sukses mengasuh anak. Jangan  bentuk manusia 'kloning' karena bisa membuat Anda dan balita frustrasi bila Anda tak berhasil. Asuh anak menjadi dirinya sendiri! Bantu anak membangun dirinya menjadi orang yang:

1. Yakin bisa meraih mimpi dengan caranya sendiri.
  • Katakan pada anak bahwa Anda yakin dia mampu melakukan apa saja yang dia inginkan.  
  • Bangun sikap optimis. Jangan menakut-nakuti anak karena malah bisa membentuk sikap pesimis. Katakan, “Kamu pasti bisa! Apa masalahmu, apa yang bisa kamu lakukan?”
2. Percaya diri. Bagaimana anak bisa percaya diri bila Anda tak percaya padanya?
  • Percayakan sebuah tugas pada anak untuk dijalankan sesuai caranya. Misalnya mengambilkan makanan untuk kucing peliharaannya. Bisa dengan cara menuang makanannya langsung ke piring makan kucing, atau menuangnya lebih dahulu ke tangan balita baru dimasukkan ke dalam piring makan kucing. Tak ada satu cara yang paling benar. Yang penting anak tidak lalai melakukan tugasnya.
  • Berdayakan anak, ajarkan tanggung jawab dengan mengizinkannya membuat pilihan secara mandiri. Misalnya, beri kebebasan untuk mandi atau gosok gigi dulu. Dangan begitu anak akan bertanggung jawab dan menghadapi konsekuensi dari pilihannya.
3. Menyadari keunikan dengan memberi anak kesempatan bertanya tentang segala hal yang harus dia lakukan.
  • Izinkan anak menjadi seorang individu. Anda boleh saja memilihkan tari Bali untuk balita. Tapi izinkan dia bertanya. “Mengapa aku harus belajar tari Bali, Bunda? Aku mau balet saja karena baju balet tidak susah dipakainya.” Dan terima kenyataan atau keinginannya ini.
  • Izinkan anak berpikir, mengekspesikan pendapatnya sendiri. Hindari mendorong anak patuh tanpa syarat. “Bunda, aku belum tahu yoga itu apa. Tapi kalau ternyata aku nggak suka, boleh ganti  belajar menari?” Dengan menghargai pemikirannya, Anda mengajarnya menghargai kemampuannya sendiri untuk disumbangkan pada  dunia.
  • Perbolehkan anak menolak pilihan Anda. Meski belum bisa bicara, anak bisa menggelengkan kepalanya melihat baju yang Anda pilihkan saat mengajaknya ke toko pakaian. Dia menunjuk apa yang dia mau.
4. Mencintai diri. Cintai anak Anda dengan cerdas, agar dia mencintai diri sendiri, tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif dari lingkungannya. Anak berbuat salah, itu biasa. Anak mengambil keputusan dan menyesali keputusannya, juga hal biasa. Jangan mengolok-olok kesalahannya sebagai kebodohan yang patut Anda tertawakan atau Anda cerca habis-habisan. Anak yang sering diolok-olok dan dipermalukan belajar membenci dirinya.

5. Selalu bersemangat dengan memberinya pujian
yang tepat serta dukungan yang   realistis. Jujur mengatakan hasil kerja balita bagus atau “dia masih bisa lebih bagus lagi”. Tidak semua yang dilakukannya patut dipuji. Memberi pujian untuk hal-hal yang mudah dilakukan anak, bisa membuatnya malas berjuang.  Memberikan pujian hanya bila balita patuh dan memenuhi keinginan Anda, tidak membuatnya bersemangat karena anak cerdas dan kreatif tidak suka meniru-niru.

6. Memelihara mind set yang baik. Apa pun yang dilakukan dengan sungguh-    sungguh dan bertanggung jawab adalah baik. Bukan “yang menurut ayah baik, itu     yang terbaik” atau “apa pun yang ditiru dari bunda dan ayah adalah yang terbaik”.     Jangan dorong anak untuk menjalankan passion Anda karena dia akan meniru habis-    habisan apa pun yang Anda lakukan dengan cara apa pun. (me)

Mengenal Tipe Anak Hiperaktif

Mengenal Tipe Anak Hiperaktif dan Cara Mengatasinya

Mengenal Tipe Anak Hiperaktif dan Cara Mengatasinya
 Ibu mana yang tidak senang bila melihat anaknya aktif dan ceria. Tapi kalau aktifnya melebihi batas kewajaran anak-anak seusianya, tentu akan membuat Ibu mulai khawatir dan kesulitan untuk menanganinya. Misalnya, saat ingin diberi makan anak selalu berlarian kesana kemari tidak bisa diam, kerap berlompatan ke segala arah tak kenal lelah sampai Ibu kewalahan mengejarnya.
Melihat anak yang aktif tingkat tinggi seperti itu, mungkin Ibu menjadi sering memarahinya, membentak, atau bahkan melakukan hukuman fisik (misal: mencubit) agar anak menjadi diam atau tenang.
Tapi Ibu, sebenarnya tindakan seperti itu bukan solusi yang baik. Bagaimanapun direpotkannya kita, anak tidak pernah berniat jahat dengan tindakannya seperti itu. Mereka hanya berekspresi dan menganggapnya sebagai aktivitas yang wajar dan menyenangkan hatinya. Sehingga kasihan sekali kalau dibentak atau dihukum.
Agar dapat bertindak lebih tepat terhadap sikap aktif yang berlebihan atau hiperaktif sang buah hati, ada baiknya kita mengetahui tiga tipe dari hiperaktif sebagai berikut:
1. Tipe hiperaktif implusif
Anak yang mengalami hiperaktif implusif biasanya lemah dalam merespon. Perilaku implusif ditandai dengan melakukan sesuatu yang sulit untuk dikendalikan, seperti terlalu enerjik, lari ke sana ke mari, melompat seenaknya, memanjat-manjat, banyak bicara dan berisik. Selain itu, ia juga biasa melakukan segala sesuatunya tanpa pertimbangan dan sering kali ditunjukkan ketidaksabaran.
2. Tipe hiperaktif inatensi
Biasanya anak dengan hiperaktif seperti ini tidak mampu memusatkan perhatian secara utuh, tidak mampu mempertahankan konsentrasi. Selain itu, mudah beralih perhatian dari satu hal ke lain hal, sering melamun, sulit diajak berbicara atau menerima instruksi karena perhatiannya terus berpindah-pindah, pelupa dan kacau.
3. Tipe hiperaktif kombinasi
Biasanya anak kurang memperhatikan aktifitas dan mengkuti permainan atau dalam menjalankan tugasnya karena perhatiannya mudah terpecah. Selain itu, sering berubahnya pendirian yang ada di diri si anak, dan dalam melakukan sesuatu selalu aktif secara berlebihan.

Nah, bila Ibu memiliki anak hiperaktif, beberapa kiat tersebut mungkin bisa diterapkan:
• Berusaha lebih tegas kepada anak
Ajarkan disiplin pada anak hiperaktif, agar ia dapat mengatur dirinya dengan baik. Dengan cara bagaimana? Yakni memberitahu si anak bahwa Ibu tidak menyukai beberapa tingkah lakunya. Selain itu, Ibu juga bisa melibatkan anggota keluarga untuk menjaga anak secara ketat dan tegas. Namun Ibu, berindak tegas bukan berarti kita lantas sering menghukumnya secara fisik ya. Tetap perlihatkan bahwa Ibu melakukannya karena sayang padanya.

• Disiplin
Sebaiknya Ibu mulai mengajak anak untuk menerapkan pola hidup disiplin. Ibu bisa memberi contoh terlebih dulu, jadikan Ibu sebagai role model (pelaku) agar si anak bisa mengikuti pola hidup disiplin yang sudah Ibu buat. Aturan ini tentu akan membuat si anak lebih fokus pada aturan-aturan yang Ibu berikan. Dalam mengajari anak tentang pola disiplin, jangan bosan untuk terus-menerus mengulangi hal-hal yang dengan cepat dapat dipelajari dan diingat oleh anak normal.
• Menciptakan kegiatan kreatif
Kesibukan orangtua seringkali membuat anak menjadi kurang perhatian. Karena itu luangkan waktu buat anak. Misalnya, mengajak dia melakukan kegiatan kreatif seperti membaca buku, melukis atau menyanyi. Kegiatan ini bisa menenangkan anak yang hiperaktif. Selain itu, ibu juga bisa mengajaknya pergi ke taman agar dia bisa menikmati waktu bermainnya.
• Mengajaknya Berolahraga
Ibu bisa mengajak si buah hati berolahraga selain berguna untuk menyehatkan tubuh juga bisa mengurangi hiperaktif. Salah satu olahraga sederhana yang dapat dilakukan adalah senam di rumah dengan diiringi musik.

Mengenali Bakat Anak

Mengenali Bakat Anak

Mengenali Bakat Anak
 Sebagian besar orang tua menganggap bahwa anak bisa dikatakan cerdas apabila ia memiliki prestasi yang baik di sekolahnya, apalagi kalau selalu menjadi juara kelas.
Ibu pasti bangga apabila anak pintar di bidang akademis. Namun meskipun orang tua biasanya selalu mendorong anak supaya berprestasi di sekolah, faktanya tidak semua anak bisa melakukan sesuai dengan keinginan orang tuanya. Kalau sudah begitu, anak menjadi malu dan dapat timbul rasa rendah diri. Padahal yang perlu kita sadari adalah setiap anak memiliki kecenderungan bakat, minat dan potensi sendiri yang dia miliki. Satu anak dengan anak lainnya bisa berlainan.
Nah Ibu, sebagai orang tua yang bisa kita lakukan adalah memberi anak kesempatan untuk mencoba semua bakat sampai ia menemukan hal yang paling diminatinya. Dengan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada anak, Ibu akan lebih cepat mengetahui mana yang sebetulnya menjadi bakat anak.
Bila si anak sudah menemukan bakat yang ia minati, dan minat itu memang baik untuknya, Ibu perlu memberikan dukungan untuknya. Karena bakat biasanya tidak akan berkembang bila tak ada penguat.
Nah sekarang, bagaimana cara mengenali bakat? Berikut ini beberapa ciri yang perlu Ibu ketahui untuk mengenali bakat anak.
• Cepat Menguasai
Bakat ditunjukkan dengan cepatnya anak menguasai sesuatu. Misalnya ia berbakat dalam bidang musik, maka ketika diajari, ia cepat menirukan dan menguasai bermain musik. Tentu mungkin belum ahli betul, tetapi ia menunjukkan penguasaan yang terus membaik seiring berjalannya waktu. Begitupun seandainya anak berbakat di bidang lainnya.
• Menunjukkan hasil optimal
Ketika anak tertarik di sebuah bidang, biasanya anak akan sering melakukan kegiatan itu. Secara tidak sadar, itu adalah caranya berlatih sampai dia berhasil melakukannya dan dapat memperlihatkan kemampuannya itu kepada orangtua supaya orangtua tahu bahwa bakat yang dia inginkan bisa didukung oleh orangtuanya.
• Tidak cepat bosan
Saat anak sudah menemukan bakat yang ia minati maka anak akan terus melakukannya (berlatih) dan tidak mudah bosan terhadap yang dilakukannya. Anak akan tetap bersemangat menjalani sesuatu yang dia minati meskipun nantinya ada halangan yang ia hadapi.
Nah, apabila tanda-tanda bakat anak sudah bisa diamati, Ibu bisa mengoptimalkannya dengan cara mengasah bakat anak di bidang tersebut. Misalnya, apabila anak sudah memiliki tanda-tanda bahwa dia menyukai musik. Ibu bisa mengajaknya ke tempat-tempat ia bisa melihat musisi bermain (konser, pertunjukan musik, dsb). Kalau anak sudah bisa diajak berdialog, tanyakan ia suka musik apa. Ibu juga bisa memperhatikan selera musik yang ia suka. Dan mengajak si anak untuk mendengarkan bersama-sama sambil bersenang-senang.

Rabu, 14 November 2012

Melatih Menulis dengan Permainan

Berlatih Menulis dengan Permainan
Dalam melatih balita menulis, rancanglah sejumlah permainan yang menyenangkan. Mengingat, melalui cara inilah anak belajar. Carilah cara yang tidak memudarkan kemauan berlatihnya.

John Worobey, Ph.D, psikolog perkembangan dan pendidik anak usia dini dari Rutgers University, Amerika Serikat, menyarankan beberapa cara yang untuk menyokong keterampilan anak menulis.
  • Saat Anda menulis daftar belanjaan, misalnya, minta anak Anda mengikuti. Cara ini membuat anak menyadari pentingnya keterampilan menulis dalam kehidupan sehari-hari. Tentu, Anda perlu membuat tulisan sejelas dan sebesar mungkin, agar mudah diikuti anak.
  • Bermain dengan huruf magnet. Ini dilakukan untuk melatihnya menulis dan mengeja. Atau, Anda dapat memberinya majalah atau buku anak-anak yang memuat tugas menulis.
  • Buat agar aktivitas ini tidak membosankan anak. Misalnya, menyatukan titik-titik yang berbentuk huruf. Pilih pensil berwarna atau krayon warna merah untuk huruf A, warna biru untuk huruf B, dan lainnya. Cara ini membantunya mematuhi aturan dan mengajarkan ketelitian.

Bermain Gunting dan Tempel

Bermain Gunting dan Tempel
Gunting hampir pasti masuk dalam 'daftar hitam' berisi nama benda berbahaya yang harus dijauhkan dari balita. Memang gunting dapat melukainya. Demikian pula dengan  lem, karena rasa ingin tahu anak yang begitu tinggi, bisa saja lem termasuk benda yang harus dikenalnya, yaitu dijilat! Meski bahaya, benda-benda ini jelas sangat bermanfaat  sampai ia besar. Berikut manfaat dari benda-benda itu:

  • Mengenal bentuk dan ukuran seperti kotak, lingkaran, persegi panjang, segitiga, atau layang-layang bisa dilakukan anak saat ia menggunting dan menempel aneka pola bentuk yang Anda buat di kertas stiker. Ketika anak menempel, sebutkan bentuk-bentuk itu sambil menunjukkan padanannya dengan benda-benda di dekat anak. Misalnya bentuk lingkaran seperti bentuk meja di ruang tamu. Bentuk kotak seperti bentuk permukaan meja makan.
  • Melatih presisi, ketika anak menggunting dengan mengikuti garis atau garis putus-putus.  Kemampuan anak menggunting tepat di garis akan sangat membantu balita melakukan segala sesuatu dengan tepat. Ini berarti otak bagian kiri mendapat rangsang.
  • Melatih kesabaran dan ketekunan saat anak menggunting bentuk-bentuk dan menempel dengan rapi. Jika si kecil tidak sabar atau tergesa-gesa, hasil guntingannya takkan rapi bahkan mungkin kertas yang sedang digunting menjadi robek.
  • Melatih koordinasi tangan dan mata merupakan tuntutan utama dalam kegiatan menggunting. Dalam aktivitas ini pandangan mata anak harus mengikuti gerakan tangan yang sedang memegang gunting agar hasil guntingannya rapi. Selain itu, menggunting dapat mendorong anak untuk menggunakan kordinasi bilateral. Yaitu dua tangan, yang masing-masing melakukan gerakan yang berbeda pada waktu yang bersamaan. Saat tangan kanan menggunting, tangan kiri memegang kertas. Koordinasi bilateral ini penting untuk merangsang kedua belahan otak.
  • Mengasah kreativitas. Jangan kaget bila tiba-tiba ia berkata, “Bunda, ini aku membuat kelinci dan yang ini wortel,” sambil menempelnya di kertas. Meski bentuk guntingannya hanya segitiga tidak beraturan, tapi hasil keseluruhannya bisa membuat Anda takjub. Dari guntingan kertas warna-warna, Anda bisa melihat hasil kreasi, imajinasi, dan ekspresinya.
  • Melatih motorik halus. Kegiatan membuka dan menutup gunting serta membuka perekat lalu menempelkan di tempat yang sudah ditentukan, membuat jari-jemari anak menjadi lebih terlatih, begitu juga dengan otot-otot tangannya. Kekuatan otot jemari sangat membantu balita untuk belajar menulis, menggambar, atau memegang sesuatu.
  • Meningkatkan kepercayaan diri. Cobalah minta tolong balita membantu Anda menggunting dan menempelkan selotip saat Anda membungkus kado. Pasti dia sangat senang dan bangga karena bisa membantu Anda. Rasa percaya dirinya tumbuh karena merasa dibutuhkan. Sering-seringlah minta bantuan anak untuk menggunting tali, menggunting kemasan makanan kecil atau merekatkan sesuatu dengan lem.  

Asah Kecerdasan dengan Permainan Pertukangan

Asah Kecerdasan dengan Permainan Pertukangan
Melalui permainan, balita bisa mengasah ketrampilan motorik halusnya. Anda bisa mengenalkan permainan perkakas seperti mur-baut, palu dan balok pada balita Anda.

Bermain konstruktif. Tak berbeda jauh dengan balok susun atau puzzle, mainan pertukangan termasuk ke dalam mainan konstruktif. Anak-anak bebas berkreasi, mau disambung di ujung, di bagian tengah atas atau bawah. Biasanya mainan pertukangan terdiri dari bagian yang dapat disambung dengan mur atau sekrup. Bahan pembuatnya bisa berupa kayu, plastik atau logam tipis.

Mainan pertukangan sederhana bisa dimainkan oleh bayi, yang bentuk bentuknya besar, ringan dan terbuat dari bahan lembut. Untuk balita, bentuknya lebih kecil, dan jumlah perkakasnya lebih banyak. Semakin tambah usia, bentuknya semakin rumit bentuknya dan ukurannya semakin mirip perkakas sesungguhnya.

Bermain dengan perkakas dalam bermain pura-pura tak hanya memberi kesempatan pada anak untuk belajar kehidupan nyata melalui permainan. Anda juga dapat melatihnya rasa tanggung jawab, misalnya untuk membereskannya kembali ke dalam kotak perkakas mainan, selain tentunya mengasah ketrampilan motorik halus dan koordinasi.

Perlu hati-hati. Meskipun mainan jenis ini direkomendasikan para ahli perkembangan untuk mengasah kecerdasan, ketrampilan dan kreativitas, namun orang tua balita tetap harus hati-hati. Letakkan mainan jenis ini secara terpisah dari mainan lain, kalau bisa diletakkan di kotak khusus. Selain demi kerapihan, juga demi keamanan.

Demikian pula pada saat memainkannya. Orang tua sebaiknya mensupervisi si balita, dengan mencontohkan cara main yang tepat agar aman sekaligus mengenalkan sisi menyenangkan dari permainan ini.

Cara mengoptimalkan manfaat mainan pertukangan antara lain dengan memberikan gagasan konstruksi yang hendak disusun, atau apabila digunakan sebagai alat untuk bermain pura-pura, Anda dapat mengkreasi skenario permainan yang beraneka bersamanya. Seperti, kisah mobil atau bus yang mogok, atau membetulkan rumah.

Anda sebaiknya juga memperhatikan tahapan pengenalan mainan pertukangan ini. Sesuaikan usia dan tingkat ketrampilan balita dengan jenis yang Anda tawarkan. Sebaiknya, perkakas mainan yang terlalu kecil tidak diberikan kepada si anak, apalagi yang terbuat dari bahan yang terlampau keras.

Demikian pula, apabila Anda telah mengenalkan mainan jenis ini dalam bentuk yang paling sederhana, lanjutkan dengan bentuk yang lebih kompleks di tahapan usia berikutnya. Perlu Anda ketahui mainan jenis ini bukan hanya untuk anak laki-laki. Anak-anak perempuan pun suka mainan semacam ini.

Bermain Balok


Bermain balok, selain mengenalkan balita pada bentuk dan beragam warna, balita pun mengasah kecerdasan spasialnya atau kemampuan melihat dalam tiga dimensi.

Dalam imajinasi balita, menara sederhana yang disusunya itu serupa istana. Dengan begitu, permainan ini juga mengasah keammpuan balita berimajinasi. Selain itu, besar-kecil balok mengajarkan balita perbedaan ukuran.

Balok ringan yang menarik bagi anak tak harus mainan yang khusus Anda beli dari toko mainan. Kotak bekas kemasan obat berukuran kecil, yang Anda bungkus kertas sepatu dapat menjadi mainan sederhana dan menarik untuk balita. Tentu saja Anda perlu mengajarkan bagaimana membuat menara dari mainan balok-baloknya.

Balok yang Anda susun itu akan menarik perhatiannya untuk dirobohkan sebelum ia benar-benar mengikuti intruksi Anda menyusun balok ke atas. Hingga usia 2 tahun, balita And amampu menyusun menara sederhana terdiri dari 206 balok. Permainan sederhana ini memang sarat manfaat untuk tumbuh kembang anak.

Cerdas Memilih Acara Kartun untuk Lala

Cerdas Memilih Acara Kartun untuk Anak
Balita mana yang tak hobi nonton film kartun? Berikut ini panduan memilih yang baik bagi mereka.

Imajinasi! Itulah tawaran yang teramat menggiurkan dari sebuah film kartun bagi pemirsa anak. Imajinasi pemirsa anak seakan tergali sedalam-dalamnya ketika menyaksikan film kartun. Tak heran  anak pun  mengikuti gerakan bela diri, setelah ia menonton film animasi berisi adegan tersebut.    

Lihat saja perilaku kucing dan tikus Tom & Jerry saling mengumbar dendam. Segala macam cara mereka lakukan agar lawan mendapat balasan setimpal. Kata-kata kasar, makian dan berbagai bentuk kekerasan menjadi bumbu yang 'menyedapkan' jalannya cerita.

Anda rela anak berimajinasi ala dua tokoh populer itu? Tak cuma itu, seksualitas, baik dalam bentuk halus maupun kasar, terselubung atau pun terang-terangan, menjadi bagian dari film kartun yang patut Anda waspadai.

Tentu  tak semua film kartun penuh muatan negatif seperti itu. Ada juga film kartun yang dipersiapkan oleh tim khusus untuk perkembangan anak, sehingga layak tonton bagi balita Anda.

Ada Dora atau Diego yang menampilkan tokoh anak-anak yang penuh rasa ingin tahu dan berani. Bermacam pelajaran baru bisa memperkaya anak jika menonton film-film semacam ini. Tak hanya soal isi dan metode penyampaian yang dilakukan berulang-ulang, film pendidikan semacam ini juga mempertimbangkan soal warna, nada dan syair  untuk pemirsa anak.

Diet televisi. Kini saatnya Anda tengok kembali apakah tetap membiarkan anak menguasai remote control teve di rumah. Jika pun ada orang dewasa di rumah, yang mengawasi anak, apakah orang dewasa tersebut punya perhatian sama dengan Anda soal tayangan untuk anak? Jika tidak, ini saatnya untuk mulai berdiet televisi.

Ada beberapa hal yang patut Anda khawatirkan jika buah hati Anda menonton televisi sendirian, meski  tayangannya cocok untuk anak:
  • Daya kritis anak belum tumbuh, sementara televisi membuat simbol yang disampaikan sebagai absolut. Posisi anak rentan karena ia cenderung menganggap apa yang dilihat adalah benar. Bagaimana jika anak melihat dalam film kartun orang yang membuat kesal bisa dimatikan layaknya membunuh nyamuk?
  • Anak belum bisa membedakan fantasi dan dunia nyata.
  • Jika dicermati, film kartun seringkali menampilkan tokoh abu-abu padahal anak perlu panduan jelas mana yang baik dan mana yang tidak, agar tidak membingungkannya.
  • Selama anak menonton, berapa banyak iklan yang dilihatnya? Tidakkah bombardir iklan bisa mendorongnya konsumtif?  Apakah Anda yakin, iklan produk/acara televisi  saat jeda film/acara patut dilihat dan didengar anak?
  • Apakah Anda yakin anak bisa mencerna apa yang ada di layar kaca tanpa bantuan Anda?

Jumat, 09 November 2012

Gerakan Tubuh Anak Cerdas













Seorang ibu gemas melihat balitanya yang tak pernah bisa duduk anteng. Apalagi jika harus mendatangi tempat umum atau bersilahturahmi ke rumah teman dan kerabat. ‘’Capek saya. Bahkan malu kalau anak saya sampai jalan kesana kemari dan naik-naik tangga jika diajak bertamu. Anak saya ini kayaknya hiperaktif,’’ keluhnya. Ia pun mendatangi ruang konsultasi psikologi untuk menanyakan apakah ada yang tak sesuai dengan perkembangan anaknya.
Menurut Psikolog Perkembangan Anak, Alzena Masykouri, M.Psi, semua anak tumbuh dan berkembang dalam tingkatan yang bervariasi. Termasuk di dalamnya perkembangan kecerdasan gerak fisiknya atau kinestetik. Ada satu fase perkembangan motorik kasar yang berkembang dengan pesat, tapi ada fase lain perkembangan motorik halus menjadi perhatian utama.
Alzena menyebutkan, bodily kinesthetic intelligence atau cerdas kinestetik sebagai kemampuan manusia menghubungkan dan menggunakan pikiran selaras dengan gerakan tubuh, termasuk kemampuan tubuh untuk memanipulasi benda dan membuat aneka gerakan. ‘’Anak yang cerdas kinestetik itu mampu menggunakan dan menghubungkan antara pikiran dan tubuhnya secara bersamaan untuk mencapai tujuan tertentu,’’ katanya. Misalnya, anak yang terampil memanjat pohon, menerbangkan layangan, atau bermain lompat tali dengan berbagai variasi gerakan. ‘’Beda dengan anak yang mengalami gangguan hiperaktivitas yang biasanya bergerak tidak terarah dan cenderung impulsif. Tidak ada gerakan yang terencana,’’ jelas Alzena. Tentu saja anak dengan hiperaktif ini sulit mencapai tujuan dari gerakan kompleks, seperti memanjat pohon atau bermain lompat tali.
Menurut Lwin, et.al dalam bukunya How to Multiply Your Child’s Intelligence, karakteristik anak yang cerdas secara kinestetik dapat teramati oleh Anda. Anak amat senang bergerak seperti berlari, berjalan, melompat, dan sebagainya di ruangan yang bebas. Meski terkadang jatuh, tapi keadaan ini masih normal bila anak berusia di bawah tiga tahun. “Jangan batasi geraknya, karena memang fisiknya
sedang berkembang. Namun Anda bisa menjaganya agar tidak terjatuh,” ujar Alzena.
Selain itu anak yang cerdas kinestetik pada usia balita juga mampu melempar benda secara terarah kira-kira sejauh satu meter, senang memanjat benda yang tinggi, bermain di air, dan naik turun tangga. ’’Anak mampu melompat dengan dua kaki seperti lompat kodok. Kemampuan ini memerlukan keseimbangan tubuh dan biasanya dikuasai anak usia 4-5 tahun,’’ imbuh Alzena. Ketika Anda memasang lagu, tubuhnya bergerak harmonis mengikuti irama musik. Senang aktivitas pura-pura (role playing) misalnya, pura-pura jadi kodok, bebek, menirukan orang menyetir mobil, atau memasak. Tidak menyukai duduk dalam waktu yang lama. Ciri lainnya, anak dapat melepaskan kaos, celana, dan kaos kaki sendiri. Juga bisa membangun jembatan dengan menggunakan balok-balok tanpa terjatuh. Aktivitas ini melibatkan keterampilan motorik halus, koordinasi visual motorik, dan keseimbangan.
Sedangkan, untuk anak usia 6-12 tahun kecerdasan kinestetiknya ditunjukkan dengan keseimbangan ketika berdiri di atas satu kaki selama beberapa detik, berjalan mundur sambil berjinjit, bergerak di dalam air setinggi pinggang, dan melakukan gerakan tari sederhana. ’’Jika anak memiliki kemampuan kinestetik ini berarti ia melebihi kemampuan rata-rata anak seusianya,’’ kata Alzena. Menurut dosen psikologi Universitas Paramadina Jakarta ini kecerdasan kinestetik termasuk kecerdasan jamak, artinya anak juga memiliki kemampuan lain yang berkaitan dengan kecerdasan gerak ini.
Konsentrasi dan gerak terarah

Kegiatan yang bisa diajarkan yang berkaitan dengan motorik halus, antara lain melukis, membuat keramik, dan membatik. Pada usia 2-4 tahun anak bisa diajarkan membuat Play-Doh dengan meremas dan membentuk sesukanya. Ketika memasuki usia 5 tahun, ajak anak membuat pola dan menggambar sesuai imajinasinya.
Jenis permainan anak tak hanya kegiatan fisik atau permainan di luar ruangan, tapi juga permainan di dalam ruangan yang memerlukan konsentrasi. Tugas orangtua adalah memfasilitasi gerakan anak. Bila anak sedang senang naik-naik perabotan rumah, buatlah permainan yang memberi kesempatan anak untuk memanjat-manjat. Misalnya, dengan berpura-pura berada di hutan dan menirukan semua gerakan binatang. Ajak anak menjadi kelinci, melompat-lompat keliling ruangan, menjadi ular dengan merayap seperti ular, atau menjadi monyet dengan bergelantungan di pinggiran kusen pintu. Kali lain, ketika hujan deras turun, ajak anak melakukan kegiatan dalam ruangan, misalnya membangun istana dengan balok kayu, main rumah-rumahan di kolong meja makan, atau main ular tangga. Fasilitasi anak dengan beragam alat seperti bola, hula-hop, dan matras jungkat jungkit. Kegiatan ini dapat mengalihkan perhatian anak dari layar tv, bermain play station atau video games. Jangan lupa luangkan waktu untuk bermain bersamanya.

Full kegiatan yang melibatkan fisik
Libatkan kecerdasan gerak dalam kegiatan belajar anak. Misalnya, jika anak ingin menghapal ibukota provinsi Indonesia, minta anak membuat urutan garis dengan menggunakan kapur atau spidol mulai dari ujung ke tengah dan seterusnya. Bisa juga ketika mengajarkan kosakata misalnya, gempa bumi, gambarkanlah dengan ilustrasi gerakan tubuh tanpa kata-kata. Atau ketika belajar matematika, gunakan jari-jari untuk berhitung dan menggunakan lengan atau kaki untuk mengukur area. Pada anak berusia 2-5 tahun, gambarkan bentuk geometri seperti segitiga, lingkaran atau persegi dengan merenggangkan tubuh
dan tangannya. Anak akan lebih mudah menerima dan mengingat konsep-konsep tersebut dibanding sekedar menghapalkannya.
Minta anak menggunakan tubuhnya untuk mengekspresikan emosinya, misalnya melompat saat ia merasa
gembira atau mengerutkan dahi ketika marah. Ketika anak sedang bermain, setel musik kegemarannya dan biarkan anak berpura-pura menjadi penyanyi atau mengekspresikan lagu. Ini dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Berdansa atau menggerakkan tubuh selain membuat anak senang juga bisa mengusir rasa stress anak.
Untuk memperpanjang kemampuan memori kinestetik anak bisa terlihat melalui pola geraknya seperti berpantomim. Misalnya, minta anak memeragakan seekor gajah, bentuk angka 9, bentuk ombak di laut atau bunga yang sedang mekar. Minta anak untuk mengulangi kembali gerakan tersebut setelah jeda istirahat 10-15 menit. Ini dapat menantang batas motoriknya dan meningkatkan keluwesan gerak tubuh
dan posturnya. Aktivitas ini juga berperan untuk perkembangan kemampuan berpikir anak. Tunjukkan gambar hewan, objek benda atau bangunan, lalu minta anak membuat posisi dengan bahasa tubuh dan menggerakkan seluruh tubuhnya. Amati posisi atau sikap tubuh anak ketika bergerak agar gerakan tidak membahayakan koordinasi tubuhnya.

Fitness anak
The National Association for Sports and Physical Education merekomendasikan anak usia sekolah melakukan aktivitas fisik sedikitnya satu jam sehari dengan variasi kegiatan yang berbeda-beda setiap 15-30 menit. Sebelum mengajak anak beraktivitas, sebaiknya kenali dulu tingkat perkembangan, umur, kemampuan, dan minat anak.
Pada usia 4 dan 6 tahun, anak mulai mengasah kemampuan dasar fisiknya seperti melompat, melempar, menendang, dan menangkap. Biasanya anak menyukai olahraga tim seperti sepak bola, softball, dan basket. Ada anak yang mampu berkompetisi, namun ada pula belum mampu terlibat dalam kejuaraan liga. Kenali karakter anak dan yang penting tetap beri dukungan dengan menjadi pelatih mentalnya atau penggembira ketika anak bermain.
Anak mulai menikmati, mengkoordinasi, dan mengembangkan kemampuannya ketika berusia 8-12 tahun. Saatnya bagi Anda untuk melihat dan mengkonfirmasi minat anak. Apakah anak mulai meninggalkan jadwal sepak bolanya di hari Minggu atau justru berminat mengikuti kejuaraan liga? Tanyakan dan diskusikan pada anak. Jangan paksa anak jika dia memang tidak tertarik olahraga. Coba tawarkan kegiatan lain, seperti melukis, menari, atau membuat prakarya yang juga bisa mengembangkan saraf motorik halusnya.
Buat permainan bola 1 lawan 1 atau 2 lawan 2. Aktivitas olahraga ini tak hanya melatih gerak tubuh anak tapi juga mengajarkan sportifitas, kerjasama tim, menargetkan tujuan, menghadapi tantangan, dan keakraban. Jika perlu, daftar kan anak ke klub olahraga seperti bela diri, berenang, hiking, dan sebagainya. Anak yang cerdas gerak biasanya mampu dan senang menendang bola secara terarah. Dengan mengembangkan kecerdasan kinestetik melalui aktivitas fisik, maka anak bermain dan menyenangi gaya hidup yang aktif salah satunya melalui kegiatan olahraga atau permainan.
Kegiatan di dalam rumah pun bisa Anda manfaatkan sebagai gerak kinestetik. Ajak anak terlibat dalam pekerjaan rumah mulai dari membersihkan tempat tidur sampai memasak. Melalui kegiatan memasak, seperti mengulen adonan kue dapat melatih kemampuan gerak anak, yaitu meremas, membentuk, dan memotong. Selain itu anak juga bisa belajar ilmu pengetahuan, misalnya air ketika dipanaskan akan mendidih dan membentuk uap.
Paling mudah mencari contoh dari cerdas gerak, dengan melihat keberhasilan para atlet. Misalnya Tiger Woods, Michael Jordan, adalah atlet top dunia yang tentu saja kita semua mengakui kemampuannya dalam mengendalikan pikiran dan gerakan tubuhnya. Namun, tidak hanya sekedar menjadi atlet olahraga, cerdas kinestetik juga memiliki manfaat antara lain:
Mengembangkan kemampuan psikomotorik.
Kemampuan psikomotorik adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan bagian tubuh dengan otak untuk
mampu berfungsi secara harmonis. Kemampuan ini berkorelasi erat dengan jenis pekerjaan orang dewasa, misalnya penerbang (butuh koordinasi visual motorik dan pikiran yang sangat optimal), atau seniman (untuk melukis, menari, membuat patung, ukiran, membatik, dan sebagainya). Kemampuan psikomotorik
ini sangat berkembang pesat di usia dini.
Mengembangkan keterampilan sosial. Anak yang mampu bermain dengan baik (berlari, melompat, melakukan aktivitas motorik halus), biasanya keterampilan sosialnya lebih baik. Dengan aktivitas fisik ini anak memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan sebayanya. Dan karena kemampuan fisiknya yang baik anak mampu mengekspresikan diri melalui kegiatan fisik secara lebih baik. Sehingga mengembangkan pula keterampilan komunikasi interpersonalnya
Mengembangkan kepercayaan diri dan harga diri.
Anak sangat menikmati aktivitas yang mampu ia lakukan dengan baik. Misalnya, anak yang mampu bergerak harmonis dengan musik, maka ia pun akan senang menari dan hampir pada setiap kesempatan ia akan menari. Oleh karena itu mereka akan merasa lebih percaya diri bila dihadapkan pada situasi yang dapat menampilkan kemampuan fisiknya itu. Selain itu, juga membantu menjaga kesehatan dan berat badannya agar terhindar dari obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung.
Perhatikan keamanan dan kesehatan anak, segera hubungi dokter Anda jika anak mulai mengeluh sakit di bagian tertentu. Ada kemungkinan anak pernah terjatuh, terluka atau keseleo namun tidak segera memberitahu Anda. Jika kondisi anak tergolong kronis, jangan libatkan dulu dengan kegiatannya. Konsultasikan dengan dokter, beberapa aktivitas yang aman bagi si kecil dan bagaimana memberikan fasilitas keamanan terbaik bagi si kecil. Sehingga Anda tidak melulu melarang anak dan bersikap panik.



Agar Anak Antusias dalam Belajar

Agar Anak Antusias dalam Belajar
 Ibu pasti akan senang apabila buah hati memiliki kemampuan belajar yang baik. Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi dan kemampuan belajar yang sangat luar biasa. Tetapi sebagian Ibu ada yang masih sering bertanya, anak saya susah sekali ya belajar, apa yang harus saya lakukan?
Meskipun secara alami anak selalu ingin tahu dan itu berarti potensi besar untuk belajar, mereka memang masih belum bisa “dipaksa” untuk duduk manis dan belajar secara serius. Karena itu, yang perlu dilakukan orang tua adalah menciptakan suasana yang ceria dan gembira sehingga si anak merasa nyaman dalam belajar, tentunya sambil bermain. Supaya anak tidak merasa bosan, sebaiknya Ibu punya banyak cara untuk merangsang anak agar selalu tertarik untuk belajar.
Tapi bagaimana dong kalau anak tetap tidak mau belajar? Mungkin beberapa kiat berikut bisa bermanfaat:
1. Kalau ia sudah mulai bersekolah (playgroup/TK), saat pulang sekolah sapa dengan sapaan manis, seperti “Hai sayang, bagaimana di sekolah hari ini, apakah menyenangkan?”. Otomatis otak anak akan mencari hal-hal yang menyenangkan di sekolah dan secara tidak langsung akan memberitahu sang anak bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan.
2. Saat anak tidur (hypnosleep), coba Ibu bisikkan di telinganya, “Makin hari, belajar makin menyenangkan ya,“ “Seperti bermain, belajar juga sangat menyenangkan,“ atau kata-kata sugesti positif lainnya dengan penuh kasih sayang.
3. Jelaskan secara perlahan-lahan manfaat dari pelajaran yang sedang dipelajari (sesuai dengan minat anak tersebut). Misalnya, “Kalau sudah bisa membaca, nanti saat liburan sekolah Ibu akan belikan banyak buku cerita bergambar yang bisa kamu baca sendiri”. Jangan lupa selalu memberi pujian ketika anak sudah bisa menguasai hal-hal atau pelajaran baru.
4. Jika Ibu memakai jasa guru les, mintalah supaya les pelajarannya sering-sering mengatakan bahwa anak kita adalah anak yang hebat dan luar biasa. Pujian yang tulus dan memompa semangatnya jauh lebih penting daripada mengajarkan teknik membaca atau menghitung. Mintalah bantuan orang-orang sekitar termasuk guru meningkatkan harga diri anak kita.
5. Membaca cerita bersama adalah cara sangat efektif untuk mengajarkan anak membaca serta membuat anak mencintai buku. Sayangnya sebagian orang tua sudah tidak sempat lagi membacakan cerita atau dongeng sebelum tidur. Alangkah baiknya jika Ibu masih melestarikan kebiasaan ini.
Ibu bisa mencoba cara ini, bacakan dongeng dengan posisi memangku anak. Tujuannya, agar anak dapat turut melihat cerita yang sedang Ibu bacakan, serta dapat mengkaitkan membaca buku dengan rasa cinta dari orangtua, sehingga anak akan menilai buku sebagai hal yang menyenangkan. Untuk awal, jangan berdongeng atau bercerita terlalu lama, karena anak cepat bosan. Dan gunakan ekspresi wajah dan suara yang menarik agar ia semakin tertarik menyimak cerita.
6. Ada permainan menarik yang bisa Ibu gunakan. Cobalah menulis surat rahasia dari Ibu kepada anak. Ibu bisa berkata “Sayang, Ibu telah meletakan surat rahasia buat kamu. Cuma kamu dan Ibu yang tahu isinya. Ibu letakan di bawah bantal tidurmu, bacalah setelah makan ya”. Isinya bisa berupa kata-kata yang bisa menyemangati anak dalam kegiatan belajar di sekolahnya. Dengan begitu anak akan tahu bahwa Ibunya sangat menyayangi dan memperhatikan dia. Dan tulisan itu, membuat dia suka membaca.

Selasa, 24 Juli 2012

Ayo, Bermain Angka dan Huruf !!

Ayo Bermain Angka dan Huruf
Setiap saat Anda bisa mengajarkan apa saja pada balita. Melalui aktivitas sehari-hari yang bisa langsung dilihatnya, termasuk mengenalkan angka dan huruf. Lewat bermain, pengenalan konsep bilangan dan huruf lebih mudah diingat balita.  Perkenalan balita dengan dua hal ini bisa menjadi bekal penting di sekolah.

1. Menyentuh huruf
  • Siapkan 2 set mainan huruf berukuran besar.
  • Ambil satu huruf, minta anak mengambil huruf yang sama dengan yang Anda ambil.
  • Sebutkan nama hurufnya. Misalnya Anda mengambil huruf R, sebutkan huruf R. Minta anak mengangkat huruf R.
  • Katakan pada anak, huruf R adalah awal dari namanya. Misal, “R. Randy.”
  • Lakukan untuk huruf lain, bahwa huruf yang dia pegang merupakan huruf awal dari nama orang yang dia kenal.
Anak belajar: Merasai bentuk huruf dan mengenal bunyi huruf.

2. Merangkai huruf plastik
  • Siapkan 2 set mainan huruf ukuran besar.
  • Rangkai beberapa huruf menjadi kata atau nama. Misalnya, “b-o-l-a”
  • Minta anak mengucapkan setiap huruf sesuai bunyinya.
Anak belajar: Kata dibentuk dari rangkaian huruf dan setiap huruf punya bunyi yang berbeda.

3. Membaca huruf dari kartu huruf dan gambar
  • Sediakan kartu huruf bergambar.
  • Minta anak memilih satu kartu.
  • Sebutkan nama huruf yang tertera pada kartu, sebutkan gambarnya. Misalnya “A”, Anggur. “B”, Bola. “C”, Cacing, dan seterusnya.
  • Cara lain adalah, susun kartu berdasar urutan alfabet.
  • Ajarkan  anak tentang urutan alfabet.
Anak belajar: Melihat bentuk huruf, mengenal bunyi huruf, dan urutan huruf.

4. Menghitung biji-bijian. Mengenal angka berarti mengenal konsep “banyaknya benda”. Ajarkan anak menghitung benda, bukan mengingat angka atau urutan angka.
  • Sediakan biji kacang yang besar, yang tidak muat masuk lubang hidung dan lubang telinga. Misalnya, kacang kulit, kacang merah, sendok es krim atau stik bekas es krim.
  • Ambil 10 buah, kemudian mulailah menghitung sendiri.
  • Bersama anak, mulailah menghitung dari 1 sampai 10.
  • Kombinasikan dengan mengambilnya 2 buah, minta anak menyebutkan jumlahnya.
Variasi permainan:
  • Ambil 5 buah biji kacang. Mulai dengan mengurangi. Ambil 2 buah biji, kemudian minta anak menghitung sisanya.
  • Coba penambahan. Ambil 5 buah biji kacang. Pisahkan menjadi 2 dan 3. Tambahkan 2 dengan 1, minta anak menghitung jumlahnya.
  • Minta anak melihat dari yang tampak: mana lebih banyak, 3 atau 2.
Anak belajar: Konsep membilang, konsep mengurangi dan menambah, konsep lebih banyak dan lebih sedikit.

5. Belanja buah. Prinsip menghitung pada anak balita  adalah melihat dan menyentuh benda.
  • Libatkan anak berbelanja buah. Siapkan plastik, minta anak memasukkan ke dalamnya 3 buah apel berwarna pink.
  • Siapkan kantong plastik lain, minta anak memasukkan ke dalamnya 2 buah pear warna kuning.
  • Siapkan kantong plastik lain, minta anak memasukkan 5 buah jeruk.
Anak belajar: Konsep jumlah dan warna

6. Mengenal bentuk angka. Mengenalkan angka berarti juga mengenalkan konsep tulisan atau bentuk angka. Misalnya 3 = tiga buah jeruk.  
  • Sediakan mainan angka dari bahan plastik.
  • Sediakan benda seperti biji, buah atau sendok.
  • Minta anak mengambil 3 buah sendok, sementara Anda mengambil angka 3. Letakkan angka 3 di dekat 3 buah benda tadi.
  • Lakukan beberapa kali dengan jumlah yang berbeda-beda.
  • Bergantian dengan anak, sediakan benda sejumlah tertentu, kemudian minta anak menyiapkan angka pada mainannya.
Variasi permainan:
  • Gunakan kartu bergambar bertuliskan angka. Ambil satu kartu, minta anak menghitung jumlah gambar yang tercantum. Anda sebutkan angka yang tertulis pada kartu itu.
  • Sediakan buku aktivitas yang di dalamnya terdapat gambar benda dan angka yang menunjukkan jumlah benda itu.
  • Minta anak mengikuti bentuk angka dengan jari telunjuknya. Bila anak masih kecil, pegang tangannya, gerakkan tangannya mengikuti bentuk angka.
Anak belajar: Mengenal bentuk angka dan memahami jumlah dengan simbol angka.

7. Memancing huruf dan angka
  • Buat huruf dan angka dari styrofoam tipis.
  • Jiplakkan huruf dan angka dari bahan styrofoam tadi di atas kertas stiker spotlight beberapa warna. Buka stiker, rekatkan pada angka dan huruf. Sekarang, Anda punya huruf dan angka berwarna-warni.
  • Ikat setiap huruf dan angka dengan tali kenur.
  • Masukkan semua huruf dan angka ke dalam ember, dengan tali atau benang menjulur keluar.
  • Minta anak mengambil satu. Lihat angka atau huruf yang dia ambil, bantu anak menyebut angka atau huruf yang ada di ujung tali.
  • Lakukan beberapa kali. Ulangi permainan ini kapan pun anak ingin memainkannya
Anak belajar: Angka dan huruf

8. Memisahkan warna, ukuran dan bentuk. Anak-anak senang memilah mainannya dan menghitungnya satu persatu.  
• Gunakan kotak mainan anak yang berisi balok warna-warni.
• Minta anak memisahkan warna merah, kuning, biru dan hijau
• Minta anak menghitung jumlah setiap warna.
Variasi:
•  Pisahkan sesuai bentuk, misalnya pisahkan segi tiga dari segi empat
•  Pisahkan sesuai ukuran. Pisahkan yang kecil dari yang besar.
Anak belajar: Jumlah, warna, bentuk dan ukuran.

9. Mewarnai angka dan huruf
  • Sediakan buku mewarnai yang terdiri dari gambar dan huruf, atau gambar dan angka.
  • Sediakan krayon atau pinsil warna
  • Secara bergantian, Anda mewarnai gambarnya, sementara anak mewarnai angka atau huruf.
  • Sebutkan bunyi huruf yang diwarnai anak. Misalnya, “H” seperti hhh. Untuk mengawali kata “handuk”.
  • Sebutkan angka yang diwarnai anak.

Semua Anak Kreatif dan Berbakat !!!!!!!



Semua Anak Kreatif dan Berbakat! 

  Anak kreatif dapat memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya dengan cara yang efektif, tidak takut melakukan kesalahan, mau berusaha dan mangambil risiko hingga mendapatkan ide yang inovatif.

Orangtua dan guru harus mampu menciptakan iklim yang menunjang dan mendorong anak merasa tertantang untuk berkreasi.
Banyak orangtua, sadar atau tidak, menganggap anak yang pandai adalah anak yang unggul secara akademik. Tanpa menyadari bahwa kreativitas dan bakat juga perlu dibangun agar anak berhasil dalam kehidupan.
Tantangannya adalah, bagaimana mendidik anak agar menjadi unggul secara akademik dan juga kreatif ?
Yelia Dini Puspita, M.Psi, dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) mengatakan, kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir secara berbeda sehingga menghasilkan pemecahan masalah yang unik yang tidak dipikirkan oleh kebanyakan orang. Kreativitas juga merupakan kemampuan untuk menghasilkan sebuah karya yang bersifat original, memiliki daya guna yang tinggi, bermanfaat bagi lingkungan maupun untuk memecahkan persoalan.
“Jika ditanya seberapa penting kreativitas memengaruhi kehidupan anak kelak, dapat dikatakan sangat penting. Anak yang kreatif akan dapat memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya dengan cara yang efektif, tidak hanya yang bersifat akademis atau teoritis, tetapi juga yang praktis yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Yelia.
Selain itu, sambungnya, anak yang kreatif tidak takut melakukan kesalahan. Mereka mau terus berusaha dan mengambil risiko hingga mendapatkan ide yang inovatif. Anak kreatif juga mampu belajar lebih cepat ketika diberikan tugas-tugas baru. Hal ini turut mengembangkan rasa percaya diri dan kemandirian dalam bertindak, karena yakin mampu memecahkan masalah.
Yelia berpendapat, anak yang kreatif biasanya juga adalah anak yang cerdas. Namun tidak sebaliknya. “Anak yang cerdas secara akademis namun tidak kreatif, biasanya hanya terpaku pada satu sudut pandang, sehingga kadang pemecahan masalah yang dikembangkan kurang efektif. Anak seperti ini umumnya memiliki prestasi belajar yang baik namun kurang mampu memecahkan persoalan praktis,” terangnya.
Psikolog Pendidikan dari Fakultas Psikologi UI, Patricia Adam, S.Psi., M.Psi. menambahkan, anak yang tidak memiliki kreativitas akan mudah merasa cemas dan tertekan ketika dihadapkan pada tugas-tugas yang majemuk. Anak seperti ini juga tampil kurang fleksibel. “Misalkan dalam berdiskusi, karena ia kurang dapat menghargai dan terkadang menganggap aneh ide temannya, yang menurutnya kurang sesuai dengan aturan yang ada. Ia juga biasanya kurang peka dalam melihat berbagai stimulus yang ada, yang sebetulnya bisa dimanfaatkan dalam pemecahan masalah.”
Mengembangkan kreativitas
Pada dasarnya, berpikir kreatif dapat dikembangkan melalui aktivitas atau kebiasaan sehari-hari. Sehingga menurut Patricia, keberadaan lembaga khusus kurang diperlukan. “Yang terpenting adalah bagaimana orangtua dan guru mampu menciptakan iklim yang menunjang pengembangan kreativitas, yang mendorong anak untuk merasa tertarik dan tertantang untuk berkreasi,” jelasnya. Namun, tambah Yelia, jika yang dimaksud adalah kreativitas yang berkaitan dengan bidang tertentu, seperti seni, anak dapat saja mengikuti kegiatan khusus untuk mengasah potensi dan kreativitasnya.”
Peranan orang dewasa sebagai panutan dalam berperilaku kreatif juga sangat membantu pengembangan kreativitas anak. Hal ini diungkapkan Ahli Pendidikan Kreatif dari Qurius, Kayee Man. “Perilaku kreatif bisa ditunjukkan dengan berpikiran terbuka, berani mengambil risiko, mencari ide-ide baru, mengevaluasi ide secara kritis, dan tak ragu untuk mengatasi masalah. Anak-anak belajar dengan mencontoh perilaku orang lain, maka perilaku orang dewasa di sekitarnya merupakan pengaruh yang sangat penting untuk mereka. Orang-orang dewasa ini juga dapat mendorong anak-anak menjadi kreatif dengan memberikan pujian ketika anak tersebut melakukan sesuatu yang kreatif,” papar Kayee.
Secara spesifik, Kayee melihat guru dan orangtua harus belajar dengan strategi dan kemampuan berpikir kreatif, agar dapat mendorong anak berpikir kreatif. “Mereka juga dapat mencari informasi mengenai lingkungan seperti apa yang dapat mendukung kreativitas, sehingga mereka sendiri dapat membangun lingkungan semacam itu,” tambahnya.
Menurut Patricia, proses kreatif tidak bisa dipisahkan dari adanya imajinasi. “Anak yang diberi kesempatan untuk bebas berimajinasi lewat bermain atau aktivitas lainnya sudah mendapatkan peluang besar untuk memunculkan potensi kreatifnya. Dengan lingkungan yang kaya akan rangsangan mental di mana anak bebas dan merasa aman dalam berkreasi maka ia akan merasa tertarik dan tertantang untuk mewujudkan kreativitasnya. Kondisi ini, dapat tercipta bila orangtua mau menyempatkan diri berdiskusi dengan anak, menyediakan alat-alat permainan yang dapat merangsang kreativitas, dan memberi ruang untuk berkreasi.”
Sinergi pengetahuan & kreativitas
Ahli kreativitas, S.C. Utami Munandar melihat bahwa pendidikan kreativitas sangat terkait dengan pendidikan akademik. Dengan menjadi kreatif, siswa tidak akan merasa cemas ketika menghadapi masalah dalam pelajaran karena sudah terbiasa melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang.
Kayee sependapat bahwa seharusnya tidak ada perbedaan antara akademik dan kreativitas. Karena untuk menjadi kreatif dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan. “Anda tidak dapat mencipta atau memikirkan sesuatu yang baru jika hanya sedikit hal yang Anda ketahui. Di lain pihak, mengetahui dan mengingat banyak hal tanpa mengetahui bagaimana mengelola pengetahuan itu menjadi suatu manfaat yang baik dan efektif juga tidak berguna,” tegas Kayee.
Mengenai metode pendidikan, Yelia memandang perlu dikembangkan kemampuan dalam berpikir secara divergen, yaitu proses berpikir yang memungkinkan untuk menghasilkan beragam jawaban terhadap satu persoalan. “Misalnya metode belajar aktif. Metode ini akan merangsang anak untuk mencari solusi dari beragam persoalan kegiatan belajar. Kegiatan belajar mengajar pun dirancang sedemikian rupa sehingga tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga memungkinkan siswa atau anak untuk mengaplikasikan teori tersebut dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Yelia.
Misalnya, guru memberikan pertanyaan yang menuntut jawaban yang beragam, seperti meminta anak menyebutkan fungsi lain yang tidak biasa dari suatu benda (katakan saja fungsi lain dari koran selain dari fungsi umumnya yaitu untuk dibaca).
Dari penelitian yang dilakukan oleh Kayee di sejumlah sekolah umum, disimpulkan bahwa para guru harus lebih menyadari bahwa mereka bisa menjadi kreatif dan memiliki keberanian untuk mengaplikasikan kekreatifannya dalam proses mengajar. ”Namun hal ini sulit dilakukan karena kendalanya di Indonesia ialah budaya yang tidak mendukung sesuatu dilakukan secara berbeda. Dalam budaya Indonesia, mengambil risiko bukanlah hal yang biasa dilakukan,” pungkas Kayee.
Ciri-ciri anak yang kreatif


  • Fluency. Mampu melontarkan beragam ide unik dalam waktu terbatas
  • Flexibility. Mampu menelaah berbagai sudut pandang dalam mencari alternatif pemecahan masalah
  • Mampu menciptakan/memikirkan hal-hal yang bersifat original
  • Mampu melakukan elaborasi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi, atau berpikir secara detil sehingga dapat menghasilkan hal-hal atau pemikiran baru
  • Mampu mengombinasikan berbagai hal/ide yang dapat menghasilkan sesuatu yang baru
  • Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas dan bakat
  • Ciptakan lingkungan yang merangsang kreativitas
    Kembangkan rasa ingin tahu anak dengan mengenalkannya pada berbagai hal atau kegiatan, misalnya dengan melakukan eksprerimen sederhana, membuat kreasi, atau mengunjungi museum.
     
  • Libatkan anak dalam kegiatan curah ide (brainstorming )
    Minta anak melontarkan beragam ide dalam kelompok, dan kemudian membahas ide-ide yang dilontarkan. Semakin banyak ide yang dihasilkan, semakin besar kemungkinkan munculnya ide-ide yang unik.
     
  • Berikan kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba
    Berikan anak kebebasan untuk melakukan eksplorasi, menemukan hal-hal baru, dan sesekali membuat kesalahan sehingga ia dapat belajar menelaah berbagai sudut pandang untuk memecahkan persoalan.
     
  • Munculkan motivasi internal
    Hargai setiap ide maupun karya yang dihasilkan anak secara proporsional. Hindari memberi kritik yang dapat menimbulkan kekecewaan pada anak. Hindari juga memberi pujian secara berlebihan. Hendaknya juga tidak selalu menghadapkan anak pada situasi yang kompetitif.
     
  • Kembangkan cara berpikir yang fleksibel dan playful
    Latih anak untuk menelaah berbagai sudut pandang dalam menghadapi persoalan. Misalnya saja ketika anak melontarkan pendapatnya, orangtua atau guru dapat memperkaya pendapat tersebut ataupun memberikan pendapat dari sudut pandang lain tanpa mengkritisinya. Kembangkan sense or humor sehingga anak terbiasa menghadapi ide-ide ‘liar’, yang tidak biasa (out of the box).
     
  • Kenalkan anak dengan orang-orang yang kreatif
    Kenalkan anak pada seseorang yang memiliki suatu karya dan diskusikan mengenai kemampuannya. Guru juga dapat merancang suatu kegiatan di sekolah, misalnya dengan mengundang ahli dalam bidang tertentu untuk berbagi pengalaman mengenai hal-hal yang dapat membantu mereka dalam menghasilkan karyanya (mengembangkan kreativitas), seperti penulis, musisi, scientist, dsb)

  • Kebiasaan-kebiasaan yang menghambat kreativitas anak
  • Pola asuh otoriter atau over protektif.
  • Memberikan aktivitas yang sudah terstruktur, seperti mewarnai berdasarkan contoh dan permainan yang  sifatnya mekanis dan otomatis
  • Kebiasaan mengkritik secara cepat dan mencemooh hasil karya anak
  • Kurangnya waktu luang untuk anak
  • Melarang anak untuk melamun, padahal melamun merupakan saat dimana anak dapat berimajinasi menghasilkan kreasi-kreasinya. Namun orangtua dan guru juga tetap perlu memperhatikan durasi anak dalam melamun agar tidak membuatnya lupa mengerjakan tugasnya kembali atau melakukan aktivitas semula.


  • Melatih Konsentrasi Balita

    Melatih konsentrasi balita
    Kemampuan konsentrasi balita 2-3 tahun memang baru berkisar antara 3-5 menit. Di usianya ini, balita sedang hobi ‘mendua’, meninggalkan aktivitas yang tengah dikerjakan saat ada aktivitas lain yang menarik perhatiannya. Namun, hal itu bukan harga mati, karena daya konsentrasi dapat dilatih. Bagaimana menyiasatinya?
    • Menyelesaikan tugas atau permainan. Konsentrasi anak akan terasah jika terbiasa menyelesaikan aktivitas apapun yang sedang dilakukan. Balita yang terbiasa menuntaskan apa yang sudah dimulainya, daya konsentrasinya akan lebih mudah dikontrol. Agar perhatiannya terfokus dan tidak bosan, ajak anak menyelesaikan tugas dan permainan bersama Anda. Misalnya, sambil bercerita, susunlah puzzle hingga selesai. Atau bersama-sama memasukkan mainan yang telah selesai dimainkan ke tempat semula, sambil bernyanyi.
    • Ngobrol berdua dan minta anak mendengarkan. Melalui cara ini, kemampuan konsentrasinya akan terlatih dengan efektif. Amati responnya, apakah ia menyimak atau justru melakukan hal lainnya, dan tak memerhatikan Anda. Untuk mengetahui seberapa besar ia menyimak, usahakan obrolan bersifat dua arah. Anak akan mendapat rangsangan untuk lebih berkonsentrasi, karena dimintai tanggapan. Sebaliknya, ia pun boleh bertanya dan berkomentar.
    • Buat peraturan yang disepakati bersama. Balita boleh berpindah melakukan aktivitas lain, asalkan aktivitas sebelumnya sudah selesai dilakukan. Peraturan ini juga harus ditaati oleh orang tua, jangan plin-plan. Pasalnya, jika orangtua konsisten, maka anakpun akan meniru dan paham.
    • Tidak ‘mengganggu’ anak dengan aktivitas lain, jika tak ingin memecah konsentrasinya. Usahakan untuk tidak melakukan aktivitas apapun di dekatnya. Misalnya, ketika anak sedang bermain dengan robot kesayangannya, jangan menyalakan televisi yang acaranya dapat menarik perhatiannya.
    • Minta anak untuk menceritakan kembali, film yang sudah ditonton atau buku yang sudah dibacakan. Dari cara ini Bunda akan mengetahui seberapa besar daya konsentrasinya, ia menyimak atau tidak. Ulangi ‘kejutan’ tersebut secara acak, usai anak selesai menonton atau dibacakan buku.
    • Tantang untuk melakukan lebih dari satu perintah dalam waktu bersamaan. Misalnya, minta buah hati Anda untuk mengambil sebuah mainan di dalam kotak, sekaligus mengambil botol minumnya di meja makan. Usahakan letak kedua benda tersebut berada di tempat yang tidak berdekatan. Beri semangat pada si kecil saat berusaha memenuhi perintah tersebut. Jangan memarahinya, jika tak berhasil melakukannya. Jika ia berhasil, berikan ia hadiah sebuah pelukan dan ciuman.
    • Konsisten beri batasan waktu dalam setiap kegiatan yang dilakukan anak. Agar ia mengerti dengan pasti, kapan boleh berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Kuncinya adalah lakukan bertahap sesuai dengan kemampuan konsentrasinya dan tepati janji Anda.
    • Jangan paksa anak mengikuti target Anda. Melatih konsentrasi anak sah-sah saja, namun jangan sampai terobsesi, hingga menerapkan target diluar batas kemampuan anak. Mengasah daya konsentrasi balita bukanlah hal mudah dan tidak instan, butuh proses panjang.

    Pakai Baju Sendiri, Yuk!!!!!!!!

    Si Dua Tahun: Pakai Baju Sendiri, Yuk!
    Si dua tahun mulai gemar melakukan berbagai hal sendiri. Meskipun ia masih membutuhkan bantuan Anda, mengenakan pakaian sendiri, penting dimulai di usia ini.

    Biasanya anak usia dua tahun suka melakukan apapun sendiri, termasuk memakai baju dan celana sendiri. Pada usia ini, kemampuan motorik dan kognitifnya sudah mulai berkembang dan berpakaian sendiri akan menjadi latihan yang menantang.

    Melatih keterampilan ini sejak dini sangat penting, sebenarnya. Latihan ini akan membuatnya terbiasa melakukan kegiatan untuk menolong diri sendiri. Dengan begitu, Anda sudah melatihnya untuk mandiri dan mengasah kecerdasan emosi sosialnya.

    Keterampilan ini butuh pembiasaan, maka Anda jangan pernah bosan mengajak balita latihan. Bagi anak yang sudah mencoba berpakaian sendiri di awal usia dua tahun, biasanya akan sudah mahir menjelang usia tiga tahun.

    Latihlah!
    • Main boneka. Anda juga bisa melatih balita berpakaian melalui permainan dengan mengajarkannya mengganti pakaian bonekanya. Anda bisa memberikan boneka yang cukup besar, sehingga jemarinya lebih mudah membuka dan memasangkan pakaian. 
    • Ganti popok. Atau jika ia memiliki sepupu yang lebih muda, ajaklah ia mengganti popok atau mengenakan pakaiannya. Dan ketika balita mulai tertarik, beri ia motivasi mengenakan beragam bagian dari busana sendiri, seperti kaos kaki, topi, sandal, jaket, atau kaos dan celana. 
    • Sisiran yuk! Ada pula kegiatan menyisir, mandi dan sikat gigi yang bisa mulai dilatih sejak dini. Berilah sisir yang mudah digenggam dan nyaman untuk menyisir sendiri. Doronglah balita untuk menyisir sambil bercermin. Beritahu balita kalau menyisir secara benar, akan membuatnya terlihat rapih dan memiliki rambut sehat.
    Cobalah untuk tidak memberikan kritik atau penilaian saat ia tak mampu melakukan sendiri seluruh proses keterampilan ini. Yang ia butuhkan saat ini adalah contoh, petunjuk yang tepat, dan dorongan dari Anda. Jangan memburu-burunya, berilah ia kelonggaran waktu.

    Bekal Balita

    5 Ide Untuk Bekal Sekolah Balita
    Selain sehat, Bunda harus kreatif saat menyiapkan bekal sekolah untuk balita. Berikan berbagai variasi agar dia tidak bosan dengan bekalnya dan kemas juga dengan cara yang menarik, seperti yang berikut ini. 
    1. Aneka potongan buah segar dan sayuran rebus. Seperti pisang, apel, jeruk, mangga, atau anggur dan sayuran misalnya wortel, buncis, jamur, brokoli atau kembang kol sebagai finger food. Lengkapi dengan saus pencelup dari yogurt atau cottage cheese.  Cara mengemas: Agar tidak berubah warna, bubuhi irisan buah dengan sedikit air jeruk lemon dan madu agar tidak terasa keasaman jeruk lemonnya. Saus celup (dipping) dikemas terpisah dalam wadah yang menarik dan berukuran cukup besar agar si kecil mudah mencelup-celup makanannya. 
    2. Puding buah dengan saus susu atau yogurt. Cara mengemas: Pisahkan saus dari puding dan baru dicampur sesaat sebelum dimakan. Bila ingin disajikan dalam keadaan dingin, masukkan icepack ukuran kecil ke dalam tas kotak bekalnya –jangan lupa ingatkan si kecil bahwa benda ini tidak boleh dimakan.
    3. Crackers, Pancake atau Bagel dengan olesan keju krim, mentega kacang, atau selada tuna. Cara mengemas:  Pilih wadah bekal yang kedap udara agar makanan terjaga kesegaran dan kerenyahannya.
    4. Kebab terdiri dari potongan keju, buah, sayur, telur puyuh rebus, atau tofu. Jangan lupa tumpulkan ujung tusukan kebab. Cara mengemas: Jangan memasukkan makanan dalam keadaan masih panas ke dalam wadah bekal. Uap air dapat mengubah tekstur, bahkan rasa makanan. Bila ada saus, tempatkan dalam wadah tersendiri.
    5. Lasagna/pizza mini dengan topping buah atau sayuran.  Cara mengemas: Bila anak ingin makan dalam keadaan hangat, tempatkan dalam wadah bekal dengan lapisan dalam yang terbuat dari stainless steel –mampu menjaga makanan tetap hangat selama kurang lebih enam jam. (me)

    Bekal Balita 2

    Mengenal 12 Bekal Sekolah Balita


    Memang, tidak ada breefing khusus bagi para orangtua mengenai bekal apa saja yang boleh dan tidak boleh dibawa oleh balita ke sekolah. Di awal, masuk sekolah, anak bebas membawa bekal favoritnya. Karena, kalau dilarang nanti akan membuat mereka tidak mau sekolah atau bekalnya tidak dimakan.
    Namun, bukan bebarti tidak perlu memperhatikan bekal balita. Orang tua dan balita juga perlu diajarkan tentang makanan sehat. Menyiapkan bekal sekolah yang sehat adalah salah satu cara membentuk pola makan sehat. Mulailah dengan mengenal bekal sekolah favorit balita, apakah sehat atau tidak, berikut ini bisa menjadi panduan Anda dari Dr.Sri Sukmaniah, MSc (PDGMI Jaya, FKUI RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta)
    • Junk crackers: biskuit, lapis gula, wafer, stik, wafer.
    Kata dokter ahli: makanan yang tinggi gula, zat gizinya tak lengkap, menyebabkan anak cepat kenyang sehingga menekan selera makan. Sesekali boleh sebagai variasi, tapi kombinasikan dengan, misalnya yoghurt yang dicampur irisan buah (stroberi, apel, nanas, pisang)
    • Kue basah: kue lapis, lemper, susu, pastel.
    Kata dokter ahli: selain zat gizinya tidak lengkap, tinggi gula (pada kue lapis) dan biasanya dimakan dalam jumlah sedikit. Bekal kue basah harus dilengkapi yoghurt atau buah.
    • Roti isi
    Kata dokter ahli: sangat dianjurkan menyajikan roti gandum (whole wheat), karena kaya karbohidrat dan serat. Dapat dibuat sandwich, lengkapi dengan sumber protein hewani, misalnya telur, keju, tumis cincang tuna/daging/ayam, dan sumber protein nabati seperti kacang polong/jagung manis, margarine, dan irisan tomat. Roti isi selai atau cokelat harus dilengkapi yoghurt sebagai sumber protein hewani, dan buah karena kandungan buah pada selai sedikit, lebih banyak campuran agar.
    • Buah: anggur, melon, semangka
    Kata dokter ahli: selalu jadikan buah sebagai bekal anak, karena baik sebagai sumber vitamin, mineral, dan serat. Tapi lengkapi dengan sumber karbohidrat kompleks, protein dan lemak yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang dan kecerdasan anak. Contoh, roti isi tumis tuna cincang dna kacang polong, serta buah.
    • Roti manis
    Kata dokter ahli: biasanya mengandung susu, tapi kurang serat, maka lengkapi dengan buah.
    • Mi goreng tanpa sayur.
    Kata dokter ahli: tinggi karbohidrat dan lemak, tapi kurang protein dan serat.lengkapi dengan telur, daging, atau ikan sebagai sumber protein, dan irisan sayur, misalnya parutan wortel atau potongan brokoli.
    • Nasi dan ayam goreng.
    Kata dokter ahli: makanan ini sudah mengandung sumber karbohidrat (nasi), protein kualitas baik (ayam), dan lemak (minyak goreng). Lengkapi dengan kacang polong/jagung manis, irisan kecil ketimun dan tomat serta buah sebagai vitamin-mineral.
    • Telur acak
    Kata dokter ahli: sumber protein berkualitas baik, tapi makan telur saja tidk cukup. Masukkan telur k eroti gandum, atau sebagai isi dari kroket kentang yang juga dicampur irisan sayur (wortel, brokoli, daun bwang, seledri), kacang polong atau jagung manis, baik sekali jika dilengkapi buah.
    • Makanan olahan: nugget, sosis, dimsum, udang.
    Kata dokter ahli: fungsi makanan ini mirip telur. Jadi harus dilengkapi zat gizi lain (lihat tentang telur acak). Jika anak menyukainya, usahakan untuk membuat sendiri agar bahan dan bumbunya terkontrol, karena makanan jadi mengandung penguat rasa dan pengawet. Sering memberi makanan semacam itu akan membentuk pola makan yang kurang sehat.
    • Puding/jelly
    Kata dokter ahli: kelengkapan zat gizinya tergantung dari bahan puding. Bisa dibuat dengan kombinasi tepung maizena, susu full cream dan campuran irisan buah.
    • Sereal dengan susu
    Kata dokter ahli: sangat baik bila dilengkapi buah, misalnya irisan stroberi, untuk melengkapi vitamin dan mineral, warna menarik dan memperkaya rasa.
    • Kacang rebus
    Kata dokter ahli: kacang mengandung banyak lemak esensial dan protein nabati, tapi kurang karbohidarat, maka bekal harus dilengkapi dengan bahan makanan sumber zat gizi lainnya. Misalnya, kentang rebus, parutan wortel, dan kacang rebus yang dilepas kulitnya dan diberi sedikit bumbu (garam, bawang putih dan merica) kemudian dikemas daun pisang dan dikukus sebentar.

    Cara Cepat Hamil

    10 Jurus Cepat Hamil
    Proses kehamilan melibatkan sejumlah faktor: usia, keturunan, anatomi organ tubuh, kondisi kesehatan fisik dan mental, serta waktu yang tepat. Sejumlah kiat berikut diharapkan membantu mewujudkan keinginan Anda dan pasangan untuk cepat-cepat punya momongan. Selamat mencoba!
    1. Pola makan harus sehat. Dari lahan yang baik akan dihasilkan hasil panen yang baik pula. Tingkatkan konsumsi sayuran, buah-buahan, dan air putih untuk kelancaran proses metabolisma tubuh Anda. Bila perlu, konsumsi suplemen, misalnya 0,4 mg setiap hari selama 3-4 bulan sebelum hamil, akan menurunkan risiko janin menderita gangguan tabung saraf, misalnya spina bifida sebesar 70%. Pola makan sehat dan bergizi seimbang juga membantu Anda menjaga berat badan tetap dalam kisaran normal.
    2. Tinggalkan  kebiasaan buruk. Tubuh Anda juga harus bebas dari berbagai senyawa kimia yang dapat mengganggu proses pembuahan sel telur oleh sel sperma, dan proses tumbuh kembang janin kelak. Tinggalkan rokok dan minuman beralkohol. Kebiasaan merokok, misalnya, terbukti meningkatkan risiko keguguran.  
    3. Kompak! Selain calon bunda, calon ayah pun harus prima kesehatannya. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sel-sel sperma, calon ayah sebaiknya menghindari pakai celana dalam yang ketat dan terbuat dari bahan sintetis, mengurangi konsumsi minuman berkafein seperti kopi, dan berhenti merokok.
    4. Bergerak.  Olahraga maupun aktivitas fisik lainnya yang dilakukan rutin, selain membuat tubuh jadi bugar, juga menjaga kestabilan berat badan. Sebab, kelebihan berat badan pada wanita akan menyebabkan produksi hormon estrogennya berlebihan sehingga mempersulit kehamilan. Sementara pada pria akan menurunkan jumlah dan kualitas sel sperma.
    5. Berjemur.  Kecukupan vitamin D di dalam tubuh mempengaruhi tingkat kesuburan pria maupun wanita. Para pria dengan kadar vitamin D di bawah normal, terbukti meningkatkan kadar sejenis asam amino di dalam darah, yakni homosistein, yang bisa mengganggu proses pembentukan sel-sel baru, termasuk sel sperma. Hal serupa terjadi pada wanita. Selain mengonsumsi makanan atau minuman sumber viatamin D, kebutuhan vitamin ini juga bisa dengan berjemur di pagi hari selama kurang lebih 20 menit.  
    6. Bebas Infeksi. Penyakit infeksi, seperti tosksoplasma dan penyakit menular seksual, yang tidak diobati dapat menghambat terjadinya kehamilan. Untuk memastikan Anda bebas dari berbagai penyakit infeksi yang mungkin tidak Anda sadari, periksalah kondisi kesehatan organ reproduksi Anda ke dokter kandungan. Apalagi, bagi Anda yang belum juga dikaruniai momongan setelah setahun menikah. Anda juga dapat meminta saran jenis-jenis vitamin apa saja yang perlu dikonsumsi untuk meningkatkan peluang terjadinya kehamilan.
    7. Cek masa subur. Hubungan intim sebaiknya dilakukan pada saat Anda dalam masa subur atau masa dimana sel-sel telur di dalam indung telur (ovarium) sudah matang dan siap dibuahi.
    8. “Intim” sebelum masa subur. Begitu masuk ke dalam tubuh Anda, sel-sel sperma sebaiknya langsung bertemu dengan sel-sel telur yang sudah matang. Karena itu, hubungan intim sebaiknya dilakukan tepat sebelum masa subur tiba, atau menjelang masa subur, sehingga sel-sel telur matang memiliki kemungkinan besar untuk dibuahi. Ini mengingat sel-sel telur hanya bertahan 24 jam, dan bila tidak dibuahi akan keluar sebagai haid.   
    9. Posisi tepat. Pilihlah posisi hubungan intim yang memungkinkan Anda berfungsi sebagai “mangkuk” yang menampung sel-sel sperma. Posisi Anda di bawah dan pasangan di atas adalah pilihan tepat. Bila perlu, letakkan bantal di bawah panggul untuk memudahkan Anda bertahan pada posisi tersebut, paling tidak selama 20-30 menit. Jangan langsung bangun dan berdiri begitu selesai berhubungan intim.
    10. Cukup 3 kali seminggu. Pria kadangkala membutuhkan jeda sekitar 3 hari sebelum tubuhnya mampu menghasilkan sel-sel sperma dalam jumlah yang optimal untuk melakukan pembuahan. Untuk itu, hubungan intim tidak perlu dilakukan setiap hari karena justru akan melemahkan sel-sel sperma yang dihasilkan. Jadi, hubungan intim sebanyak 3 kali dalam seminggu sudah cukup. Nikmati saja dan bersikaplah santai.

    Cara Jadikan anak istimewa

    10 Cara Jadikan Anak Istimewa
    Jadikan anak Anda istimewa, agar dia bahagia.  Anda perlu trik khusus untuk memberitahu balita bahwa ia tetap dan akan terus menjadi anak yang sangat istimewa, terlepas dari usianya yang tidak bayi lagi.

    1. Kenali keunikannya dan bantu temukan jati dirinya. Anda tidak akan mengerti  ‘isi’ balita sekarang bila tidak dimulai dengan melihat dan memperhatikan dia. Kenali anak di usianya yang sekarang:
    • Keterampilan apa saja yang dia kuasai
    • Apa yang menjadi minatnya. Misalnya alam, robot, aktivitas fisik, 'baca' buku, menggambar.
    • Pahami cara berpikirnya saat ia menghadapi masalah.
    Pemahaman Anda terhadap balita sangat membantunya untuk mengenali keunikan dan jati dirinya. Dengan memahami anak, Anda bisa  membantunya  berkembang sesuai dengan keunikan yang ia miliki. Bantu anak:
    •  Sediakan berbagai jenis buku, mulai dari buku cerita sampai ensiklopedi mini.
    •  Rak buku dengan aneka warna untuk  meletakkan buku-bukunya sesuai jenis.
    •  Berikan pembatas buku dengan gambar binatang kesukaannya.
    Cara ini membuat balita merasa bahwa Anda memahami apa yang ia suka. Anak  akan merasa istimewa atau spesial dengan perlakuan ini.

    2.  Berikan pujian yang tulus dan jujur.
    • Pujian tidak asal-asalan atau basa-basi. “Ya, kamu pintar, nak,” tapi mata Anda tak lepas dari layar Ipad Anda. Anak butuh pujian yang tulus. Caranya:
    • Arahkan tubuh ke depan tubuh anak dan tatap matanya. Ucapkan pujian dengan jelas.  
    • Berikan pujian yang jujur dan spesifik. Misalnya, katakan bahwa apa yang digambar atau diwarnai anak itu benar dan bagus. Jika ia berhasil mewarnai daun dengan  rapi dan tidak keluar dari garis, ia layak mendapat pujian.  Jangan berikan pujian bila si kecil mewarnai keluar dari garis.  
    • Berikan pujian  untuk kemajuan perkembangannya, selain membuatnya sebagai anak yang spesial.
    3. Bicaralah dengan anak tentang hal-hal yang ia sukai. Berbicara pada anak sama halnya dengan berbicara dengan teman atau sahabat Anda. Seharusnya Anda menjadi orang yang  bisa  membuat anak-anak merasa dihargai. Caranya:
    • Bicarakan hal-hal yang menarik, penting dan dia sukai. Lihat yang ada disekeliling Anda, jadikan topik pembicaraan. Misalnya, mengapa semut jalannya berbaris.  Bila si kecil  suka, ia akan mendengarkan dengan antusias serta merespon Anda.  Kalau dia tidak suka, segera cari topik lain!
    • Berikan telinga Anda untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa saja yang ingin dibicarakan anak kepada Anda, sekalipun lugu dan membosankan.    
    4. Pahami pilihan anak. Hanya orangtua yang mengerti anak dari ujung kepala hingga ujung kakinya. Memahami pilihan anak seperti kegiatan, kesukaan dan hobinya, merupakan bentuk  menghormati anak dan memperlakukannya  sebagai individu yang spesial.  Begitulah yang akan dirasakan balita juga. Meski tidak selamanya Anda harus setuju dengan kegiatan atau hobinya. Karena ia masih harus belajar tentang mana yang benar dan salah.

    5. Berikan waktu khusus. Anak  butuh perhatian tidak hanya  lewat telepon atau video call. Ia butuh  fisik Anda yang  nyata di hadapannya. Kalau Anda bisa membuat rencana kerja,  harusnya Anda juga bisa  membuat perencanaan waktu  untuk balita. Gunakan waktu Anda untuk ‘kencan’ dengan anak, misalnya pergi menonton pertunjukan, bermain ke bandara untuk melihat pesawat terbang atau berenang dan bermain air di wahana air. Selain menambah keeratan juga dapat merangsang pertumbuhan fisiknya saat Anda mengajaknya bergerak.  Bila Anda punya dua anak, bermainlah one on one atau satu pasang-satu pasang. Teknik one on one memudahkan Anda untuk mengatakan atau menunjukkan keistimewaan balita bagi Anda.

    6. ‘Rayakan’ proses keberhasilannya. Rayakan prestasinya bukan dengan sebuah pesta yang meriah,  tapi dengan ungkapan “hebat” atau “pintar”, pelukan, ciuman atau memberikan buku yang sudah ia idam-idamkan. Tidak terbayang apa yang akan dirasakan oleh buah hati Anda bila Anda menghargai kerja kerasnya. Perayaan ini tidak hanya berlaku untuk prestasi besar. Prestasi kecil seperti mau memberi salam kepada tamu Anda atau mendapat komentar yang positif dari guru di sekolahnya juga patut dirayakan.

    7. Biarkan anak tahu Anda selalu ada untuknya. Buah hati Anda sedih karena bermasalah dengan salah satu temannya di sekolah. Hampiri dia, tanyakan kenapa ia bersedih. Tawarkan bantuan kepadanya. Jika ia menolak, hargai pilihannya. Sama seperti Anda, anak juga ingin berbagi atau bercerita tentang kesedihannya. Tugas terpenting Anda adalah, Anda harus siap menolong saat dia butuhkan. Sesekali katakan padanya “Bunda siap membantu kamu, lho.” Bahasa verbal menambah keyakinan balita bahwa Anda selalu siap membantunya  melalui masa-masa sulit. Kehadiran Anda  dalam masa sulit membuat anak berpikir bahwa Anda peka pada  suasana hatinya, sayang padanya dan tetap menganggap dirinya sebagai anak yang spesial meski dalam keadaan ‘terpuruk’.

    8. Tertawalah bersama anak. Ada pepatah 'tertawa itu sehat'. Benar, bukan hanya sehat fisik tapi juga secara psikis. Tertawa membuat pikiran Anda lepas dari masalah-masalah yang  merusak  mood  Anda. Perasaan negatif dapat memengaruhi perilaku Anda. Bagaimana jika tertawa bersama buah hati Anda? Sehat juga!  Tawa canda Anda  bersama anak dapat meningkatkan ikatan yang kuat  antara  Anda dengan anak. Berbagai lelucon atau tebak-tebakan yang memancing tawa memiliki tempat yang sangat berarti di hati si kecil. Ia merasakan bahwa Anda memperlakukannya sebagai seorang teman yang spesial.

    9. Berbagi masalah ringan kepada anak. Saat Anda bahagia, Anda  ingin berbagi kebahagian dengan si kecil  agar dia merasakan kebahagian Anda juga. Jika Anda sedang bersedih atau ada masalah, lebih baik menyingkir saja supaya anak tidak ikut sedih melihat Anda. Salah! Biarkan anak tahu  perasaan Anda, baik pada saat bahagia maupun sedih. Membagi rasa sedih Anda merupakan penghargaan besar untuknya. Ia merasa diri berarti karena dipercaya oleh Anda, sebagai orang dewasa. Posisikan balita  sebagai pendengar dan penolong  Anda.  Mengakui kesalahan yang pernah Anda perbuat juga bisa dijadikan ‘guru pengalaman’ bagi anak. Setidaknya, ia belajar  mengakui   kesalahan yang sudah ia perbuat. Sesekali bagi masalah Anda yang ringan dengannya. Misalnya Anda tidak menemukan makanan kesukaannya, biarkan ia ikut membantu menyelesaikan masalah sederhana ini. Siapa tahu ia menemukan jalan keluar yang diluar dugaan Anda. Jika usulnya Anda terima,  pasti ia akan  merasa sangat berarti!

    10. Katakan bahwa dia adalah anak yang istimewa. Perlakukan balita layaknya putri atau putra raja untuk sesekali, boleh saja.  Perlakuan seperti ini menambah keyakinan si kecil bahwa ia diperlakukan istimewa oleh orangtuanya. Pola pikir si kecil masih sangat sederhana. Panggilan ‘my sweety’ atau ‘jagoanku’  bisa membuat anak merasa istimewa. Ditambah lagi dengan ungkapan “Bunda sayang sekali dengan jagoan bunda. Kamu adalah orang yang paling berarti untuk bunda.”  Anak akan merasa istimewa atau spesial ketika ungkapan yang tulus keluar dari mulut dan sikap orangtuanya.

    Melepas Anak Bermain Sendiri

    Melepas Anak Bermain Sendiri

    Melepas Anak Bermain Sendiri


     Bermain bersama si kecil memang menyenangkan. Namun, sesekali mungkin Bunda ingin beristirahat atau meninggalkan si kecil bermain sendiri. Di usia balita, si kecil memang sedang lincah-lincahnya sehingga sulit untuk ditinggalkan bermain sendirian. Namun, dengan membuat si kecil sibuk dengan permainannya, Bunda bisa menjalankan aktivitas Bunda tanpa gangguan. Salah satu caranya adalah dengan mulai mengajari si kecil untuk bermain sendiri sebentar.
    Melepas anak bermain sendiri sebaiknya dimulai dari dalam rumah dengan menciptakan suasana bermain yang menarik perhatiannya. Kenali kesukaan si kecil sehingga Bunda bisa menyediakan tempat bermain yang memenuhi keinginnya. Bunda bisa menyediakan beberapa kotak berisi beragam permainan seperti boneka, mobil-mobilan, lego, dan peralatan menggambar. Pastikan isi kotak selalu berbeda untuk setiap kali sesi permainan agar si kecil tidak bosan. Di saat perhatiannya terfokus ke isi kotak, Bunda pun bisa menyelesaikan kewajiban yang sempat tertunda.
    Dengan melepas anak bermain sendiri, Bunda juga bisa melatih kreatvitas si kecil. Jika si kecil tertarik bermain lego, mintalah dia untuk membuat bangunan yang disukainya. Apabila memiliki koneksi internet, kenalkan dia dengan beberapa situs yang khusus ditujukan untuk anak-anak. Di saat mereka sibuk berpikir, Bunda pun bisa menyiapkan makan malam dengan tenang.
    Jika selama ini Bunda sering membacakan cerita untuk si kecil, sekarang mintalah dia untuk membuat cerita sendiri. Berikan secarik kertas, pensil, dan pensil warna. Bebaskanlah anak untuk mengembangkan imajinasi melalui tulisan dan gambar. Dengan membiarkan anak bermain sendiri seperti ini, berarti Bunda sudah membiasakannya untuk mengeluarkan ide kreatif mereka sejak usia dini. Sebagai pelengkap, mintalah ia untuk membacakan cerita tersebut sebelum tidur.
    Terakhir, ajaklah anak untuk bermain sendiri di halaman rumah, tetapi usahakan agar tidak lepas dari jarak pandang Bunda. Pastikan pintu halaman terkunci dan jangan marah jika anak menjadi kotor karena keasyikan bermain dengan tanah dan air. Biarkan anak memilih dan mengatur alur permainan sesuka dia. Dengan begini, Bunda tidak perlu khawatir lagi jika harus melepas anak bermain sendiri karena ada tanggung jawab lain yang harus segera diselesaikan.
    ?

    Kemerahan Pada Kulit Anak


    Kemerahan Pada Kulit Anak

    Kemerahan Pada Kulit Anak


     Kulit bayi cenderung rentan terhadap gangguan, baik bayi Bunda punya sejarah alergi maupun tidak. Gejala yang cukup sering muncul adalah kemerahan pada kulitnya. Untuk mengatasi kemerahan pada kulit anak, sebelumnya Bunda perlu mengenali dulu jenis-jenis dan penyebabnya.
    Ada yang disebabkan oleh alergi susu. Misalnya Bunda mengonsumsi susu dengan kadar pH tinggi, kemudian si kecil mengonsumsi ASI Bunda, ini bisa menyebabkan kemerahan pada daerah duburnya. Jadi, pastikan bahwa susu yang Bunda pilih tak hanya cocok untuk Bunda, tapi juga cocok untuk sang buah hati.
    Selain itu, ada pula kemerahan pada kulit anak yang disebabkan oleh iritan seperti keringat. Pori-pori kulit anak yang tersumbat menyebabkan kelembapan, ditambah lagi dengan gesekan-gesekan seperti dari baju, terjadilah peradangan pada permukaan kulit. Karena itu, jaga agar kulit si kecil senantiasa bersih dan hati-hatilah dalam menggunakan produk perawatan bayi. Selain itu, pastikan ukuran baju si kecil tidak terlalu pas agar ada ruang bernapas untuk kulitnya. Pilih juga pakaian berbahan nyaman agar ia lebih leluasa untuk bergerak.
    Kemudian, kemerahan pada kulit anak juga bisa disebabkan oleh penyakit seperti roseola infantum. Penyakit ini sering menyerang anak berusia di bawah dua tahun dan tak jarang membuat panik. Banyak yang keliru mengiranya sebagai campak atau demam berdarah karena terjadi bersamaan dengan demam. Padahal, Bunda bisa membedakannya dari gejala yang muncul.
    Pada penyakit campak, bintik merah muncul ketika demam sedang memuncak, biasanya pada hari keempat atau kelima. Adapun bintik pada penyakit ini baru muncul setelah demam mereda, biasanya hari kedua atau ketiga. Selain gangguan pada kulit, kemerahan pada kulit anak yang disebabkan oleh virus ini tidak menyebabkan gangguan yang berarti. Biasanya kemerahan ini akan hilang dengan sendirinya, jadi Bunda tak perlu memberi obat bagi si kecil.
    Pada penyakit demam berdarah, kemerahan juga biasanya baru muncul begitu demam menurun. Bedanya, anak yang terkena demam berdarah tubuhnya akan lemah dan menunjukkan gejala-gejala sakit, sedangkan anak dengan roseola infantum justru akan semakin aktif karena tubuhnya sedang dalam proses penyembuhan. Bunda cukup pastikan bahwa asupan untuknya tetap terpenuhi agar ia bisa kembali sehat seperti sedia kala.